Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Cinta Bermula dari Semangkok Sekoteng

Diperbarui: 17 November 2022   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berpacaran saat kuliah (dok foto: kalderanews.com)

Waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB ketika rapat panitia Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) selesai. Sebagai salah satu anggota SC, saya menawarkan untuk mengantar pulang salah seorang anggota panitia pelaksana (OC) ke kosnya.

Jarak Baranang Siang dengan Dramaga terbilang jauh. Memang sih masih dalam kawasan Bogor. Tetapi Dramaga adanya di kampus pusat IPB. Dua kali naik angkot jika menggunakan kendaraan umum. Naik angkutan 03, turun di Merdeka lalu pindah angkutan.

Jarak tidaklah masalah. Hitung-hitung, pedekate. Apalagi hampir semua teman seangkatanku sudah pada punya pasangan. Bahkan adik-adik angkatan pun sudah pada pacaran. Sementara diriku masih jomblo.

Dek, ntar abang aja yang anterin ya?" tawarku pada Maria sambil melempar senyum tipis. Berharap tawaranku tak ditolak. Sebab, mereka selalu berangkat rombongan. Sesama ladies.

Belum sempat dijawab, temannya langsung menjawab, iya bang. Bisalah, karena kami yang lain masih singgah ke kost teman di Malabar. Kupandang wajahnya. Maria tertunduk malu-malu. Jantungku berdegup kencang, takut tawaran baikku ditolaknya.

Tak ada jawaban darinya. Namun kulihat Erni teman dekatnya tak lama pamit bersama teman-temannya. Dan Maria masih tinggal, duduk di aula bersama beberapa anggota panitia yang indekos di sekitar sekretariat.

Perlahan aku masuk ke ruang sekretariat, menyambar jaket yang kusimpan di atas kursi. Cepat-cepat keluar lagi, dalam kondisi siap antar calon pacar (pede ni yee...).  Takut Maria berubah pikiran. Ah, nampaknya ia pun senang-senang saja menerima tawaranku. Bathinku, agak mulai besar kepala, pede.

Kuulurkan helm cadangan padanya sambil melemparkan senyum. Dibalasnya dengan senyuman pula. Serr...agak gugup, dan hati berdebar-debar. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.

Perlahan kupacu motor keluar dari sekretariat, diiringi siulan iseng si Andre dan Sormin. Dua sahabatku ini, isengnya nggak ketulungan. Andre yang asli Blitar dan masih memiliki keturunan Tionghoa. Dan si Sormin bermarga Siregar.

Perjalanan kami diisi dengan obrolan ringan-ringan saja. Seputar kuliahnya, teman-temannya dan aktifitas lain selain organisasi yang kami ikuti bersama. O ya, aku semester 6 dan Maria semester 2.

Kawasan Taman Air Mancur di Jl Jend Sudirman sebagai tempat nongkrong (dok foto: travel.kompas.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline