Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Mengajak Anak Bermain Sambil Belajar Menanam

Diperbarui: 1 November 2022   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panen timun organik, hasil dari bermain sambil bekerja dan belajar untuk mengurangi kegiatan bermain HP (Dokumentasi pribadi)

Membiarkan anak bermain sendirian di pekarangan seringkali menimbulkan beberapa hal yang tidak diharapkan. Anak bisa luka, keseleo, dan jatuh. Juga bisa merusak tanaman yang ada di pekarangan sebab mereka belum paham, mana tanaman dan mana gulma.

Tentu saja kondisi tersebut di atas berlaku bagi anak-anak usia di bawah tujuh tahun. Mereka masih memerlukan pendampingan atau pengawasan dalam menjalankan aktifitas hariannya.

Zaman kini, ketergantungan anak-anak pada games online tak dapat kita pungkiri. Juga menggandrungi tontonan-tontonan singkat via TikTok, Instagram, Facebook, Youtube, dan sebagainya. Padahal tontonan yang tersaji banyak yang kurang pas dengan usia anak.

Kegiatan-kegiatan kreatif semisal membuat prakarya kini menjadi sesuatu yang dianggap sulit. Padahal zaman dulu, prakarya lumayan banyak digemari oleh anak sekolah. Membuat pot bunga, merangkai bunga dari kertas dan lampion. Menggambar, membuat herbarium, mozaik. Ide-ide kreatif untuk menghasilkan karya menarik dan berkualitas, sering kali muncul sendiri dari anak-anak.

Bermain di belakang rumah sambil mengisi tanah ke dalam polibag (Dokumentasi pribadi)

Mengalihkan Perhatian Anak dari Games Online

Anak saya, belum bisa baca pun sudah mampu mengoperasikan handphone untuk mencari games online. Tumbuh kembangnya mengarah kepada ketertarikan pada handphone dan segala jenis aplikasi yang ada di dalamnya.

Meskipun belum masuk kategori ketagihan, saya mulai mengarahkannya untuk membatasi penggunaan handphone. Paling lama satu jam. Dan harus dialihkan untuk bermain, entah main rumah-rumahan, melipat kardus, lomba menggambar, atau bermain teka-teki sesuai umurnya.

Secara kebetulan, kedua anak saya juga lebih sering bermain di kebun sempit yang ada di samping rumah. Termasuk mengatur kerikil-kerikil yang berserakan, atau mengisi tanah ke dalam polibag. Si cowok, paling suka mencangkul tanah sehingga saya menyediakan sekop kecil untuknya.

Bersama-sama menggali lubang, mengisi kompos dan menanam mangga arumanis (Dokumentasi pribadi)

Si cewek lebih suka mengamati bunga-bunga yang bermekaran sambil sesekali memetiknya jika tidak ada yang mengawasinya. Namun sekarang ia telah mengerti dan ikut menjaga agar kembang-kembang yang sedang mekar tak dirusak, baik oleh adiknya maupun oleh kucing-kucing yang gemar berguling-guling di sekitar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline