Glodokan Tiang adalah tanaman yang sering digunakan sebagai pohon penghias sekaligus menjadi pohon penaung di tepi jalan. Sering juga dijadikan tanaman penting di taman-taman kota. Bahkan rumah-rumah warga pun menanamnya di pekarangan mereka.
Sebutan pohon evergreen ternyata lebih populer untuk tanaman Glodokan Tiang ini. Padahal, tanaman bernama ilmiah Polyalthia longifolia dan tumbuh menjulang tinggi bak tiang lurus ini, bukanlah satu-satunya pohon yang memiliki ciri evergreen.
Mungkin saja, sebutan evergreen lebih dahulu populer daripada sebutan Glodokan Tiang. Terutama saat pohon ini sedang viral-viralnya menjadi tanaman penting yang sering digunakan dalam proyek-proyek perumahan, jalan-jalan protokol dan pertamanan.
Dinamakan Glodokan Tiang, karena pohon ini tumbuh menjulang tinggi, ranting-rantingnya tidak membentuk dahan besar sehingga lebar pohonnya tak selebar pohon lain apabila tidak dipangkas. Daunnya bergelombang dan menghijau sepanjang tahun.
Namun bukan berarti daunnya tidak pernah gugur. Daun-daun yang telah tua, akan menguning sesuai dengan urutannyam lalu gugur. Jadi daun yang lainnya akan tetap menghijau, sementara pucuk daunnya tetap tumbuh.
Berbeda dengan tanaman lain seperti jati atau mahoni yang harus mengatur strategi menggugurkan daunnya di musim kemarau untuk mengurangi penguapan.
Bunga dan Buahnya Tersembunyi
Teman saya pernah menanyakan hal ini kepada saya. Evergreen saya kok tidak pernah berbunga, apalagi berbuah ya. Padahal sudah sekitar 6 tahun saya menanamnya. Pohonnya pun sudah tinggi, melebihi atap rumah.
Sambil bercanda, saya katakan masa iya ya. "Begini sa, kaka traktir beta jika beta bisa kas tunjuk itu pohon pung bunga dan buah".
Namun rupanya ia sangat penasaran dan yakin bahwa Glodokan Tiang itu tak memiliki bunga dan buah. Ia pun menyambut tantangan saya. Jadilah kami pergi melihat tanamannya. Ada 5 pohon yang ditanam berjejer menghadap jalan.