Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Solidaritas dalam Bingkai Krisis Pangan dan Hari Pangan Sedunia

Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi beras sebagai pangan nasional. Sumber: Kompas.com/Garry Lotulung

"Leave No One Behind, tak meninggalkan siapa pun di belakang."

Setiap tanggal 16 Oktober, dunia memperingatinya sebagai hari pangan sedunia. Tahun ini, merupakan peringatan kali ke-46, yang mana Hari Pangan Sedunia lahir pada tanggal 16 Oktober 1976.

Tahun ini, dunia kembali memperingatinya dengan serangkaian seruan dan aksi.  Hari Pangan tahun ini mengambil tema, 'Leave No One Behind', Tak meninggalkan siapa pun di belakang.

Jangan membiarkan orang lain kelaparan, apalagi mati kelaparan. Yang sudah mampu, membantu yang belum mampu. Yang di atas menarik tangan orang yang di bawah, untuk naik ke atas.

Kelaparan, tentu saja berkaitan dengan pangan. Makanan, merupakan kebutuhan paling dasar yang menjadi prioritas utama dalam kehidupan manusia. Manusia boleh tidak memiliki pakaian dan rumah, tetapi tidak bertahan dengan kelaparan akibat tidak memiliki makanan.

Krisis Pangan Dunia

Menarik sekali jika kita mengikuti trend krisis pangan dunia. Trend kenaikan harga pangan global, menjadi prediksi awal terjadinya krisis.

Negara-negara yang tadi menjadi eksportir pangan tertentu ke negara lain, akan menurunkan tingkat ekspor bahkan menghentikan tindakan ekspor. Wajar-wajar saja, sebab setiap negara pasti mengutamakan kepentingan negaranya terlebih dahulu.

Selamat Hari Pangan Sedunia ke-46, 16 Oktober 2022 (Dok foto: eatworldfoodday.org/indozone.id)

Krisis pangan, telah disuarakan oleh FAO sejak tahun 2021 lalu. Selaku organisasi PBB yang mengurus makanan dan pertanian dunia, FAO mengungkapkan beberapa indikator seperti berhentinya Brazil mengekspor jagung dan gula. Juga meningkatnya kebutuhan permintaan jagung yang sangat tinggi dari Tiongkok.

Krisis pangan dunia lebih berdampak lagi bagi negara-negara pengimpor pangan dari negara lain. Pengurangan dan penghentian pasokan pangan, menimbulkan instabilitas negara. Gejolak bermunculan. Kriminalitas meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline