Tanaman ini bernama tanduk rusa. Dari penamaannya, kita akan membayangkan rusa bertanduk. Entah yang sudah pernah melihatnya di kebun binatang, istana atau menyaksikannya di televisi, dan media lainnya.
Tanaman tanduk rusa, termasuk dalam tumbuhan paku-pakuan. Memiliki nama ilmiah Platycerium coronarium. Seringkali ditemukan menempel pada tumbuhan jenis lain, terutama pada pohon-pohon besar yang tumbuh di hutan atau pinggir sungai dan tempat lain yang memberi kesempatan baginya untuk hidup.
Bentuknya yang unik dan eksotis, membuat orang tertarik untuk mengoleksinya di taman publik atau koleksi pribadi di rumah. Tumbuhan ini kemudian dikembangkan menjadi tanaman hias yang sering diperjual-belikan.
Platycerium coronarium dapat hidup di beberapa tempat yang bisa ditumpangi. Selain menumpang pada tanaman lain, tanduk rusa juga dapat memanfaatkan kayu mati, bahkan bisa menempel pada wadah seperti baja ringan atau bebatuan.
Tanduk rusa termasuk tumbuhan epifit. Hidup menumpang tanpa merugikan tumbuhan yang ditumpanginya. Berbeda dengan tumbuhan benalu pencekik seperti beringin. Awal mula menumpang makan dan minum pada tanaman inangnya.
Semakin besar, si beringin mulai mencekik tanaman inangnya hingga mati. Dan jadilah, beringin hidup jaya di bekas tempat tumbuh tanaman inangnya. Tapi tanduk rusa 'tahu diri'. Ia tidak lupa pada tumbuhan yang memberinya tumpangan.
Cara Memperbanyak Tanduk Rusa
Paku tanduk rusa berkembang biak dengan spora. Spora-spora ini tumbuh di daun fertil yang menjuntai ke bawah. Spora-spora ini banyak sekali sehingga daun tanduk rusa terlihat berwarna coklat.
Tanduk rusa lebih menyukai tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Makanya tanaman ini berkembang biak di hutan atau pinggir sungai yang dipadati oleh pepohonan.