Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Mengembalikan Kejayaan Nilam Aceh

Diperbarui: 26 Mei 2022   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahmudin, salah satu petani Nilam di Gampong Geunteut binaan Universitas Syiah Kuala. Ia memiliki 1 ha lahan Nilam yang ditanam bertahap. Dok pribadi

Nilam atau Patchouli adalah tanaman yang sudah lama dikembangkan di Indonesia. Nilam punya aroma yang sangat khas. Bahkan secara alami, aroma nilam ini akan bertahan lebih dari 24 jam.

Nilam memiliki bau yang sangat khas. Karenanya, ada yang suka dan tidak suka. Dalam dunia industri kosmetik, minyak nilam dipakai untuk bahan campuran kosmetik, farmasi dan aroma terapi. Pencampuran ini dikarenakan minyak nilam mampu bertindak sebagai zat pengikat atau fixative agent yang stabil. 

Patchouli oil merupakan komoditas penting yang menguasai pangsa pasar ekspor untuk kategori minyak atsiri. Data dari Ditjen Perkebunan RI ditjenbun.pertanian.go.id mengungkapkan, ekspor minyak nilam menguasai 85% pengiriman atsiri, terutama ke Singapura, Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Swiss dan Inggris.

Di dalam negeri, penggunaan minyak dari tanaman bernama ilmiah Pogostemon cablin Benth ini masih terbatas. Namun perkembangan industri kosmetik dan parfum seperti Mustika Ratu, Sari Ayu, Viva Cosmetics diharapkan mampu menyerap pemakaian minyak nilam dalam negeri kita.

Nilam Aceh dan persoalan di Tingkat Petani

Dari beberapa literatur kita akan tahu bahwa tumbuhanan berbentuk semak ini merupakan tanaman asli daerah tropis Asia. Yaitu di India, Filipina dan Aceh Indonesia. Dari Aceh, tanaman nilam menyebar ke Indonesia.

Dan kini selain Aceh, nilam juga dikembangkan di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian besar provinsi di Pulau Sulawesi (Ditjen Perkebunan RI).

Nilam Aceh masih dipercaya sebagai nilam yang berkualitas tinggi di tengah munculnya varietas baru yang telah mengantongi SK Kementan seperti Sidikalang, Patchoulina 1 dan Patchoulina 2.

Namun di daerah asalnya, pertumbuhan luas tanaman nilam dari tahun 2018 ke tahun 2022 cenderung melambat meskipun masih memiliki pertumbuhan positif yaitu sebesar 0,74%. Namun kalah dengan Sumatera Barat yang pertumbuhannya mencapai 2,14%.

Pertumbuhan luas lahan nilam, justru meningkat pesat di Sulawesi Tengah (141,98%), Sulawesi Selatan (141,98%) dan Sulawesi Barat yang mencapai pertumbuhan sebesar 12,78%. Demikian data yang dipublikasikan pertanian.go.id.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline