Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Selamat untuk Prestasi Tim Thomas Cup Mencapai Posisi Runner Up

Diperbarui: 17 Mei 2022   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luapan kegembiraan tim India sesaat setelah Kidambi mengalahkan Jojo pada set ke-2 partai ketiga. Dok Badminton Photo dalam okezone.com

Adalah lebih mudah merebut juara daripada mempertahankannya. Demikian juga tim Thomas Cup Indonesia kali ini mengalami hal yang sama. 

Datang dengan status juara bertahan dan diunggulkan pada posisi pertama, Indonesia tidak dapat mempertahankan gelar juaranya. India ternyata lebih baik dari Indonesia kali ini dan merebut Piala Thomas untuk dibawa ke negerinya.

Kecewa? Tentu saja. Gagalnya tim Thomas untuk mempertahankan gelar juaranya menjadi perbincangan hangat seluruh pecinta olah raga ini. Apalagi dipecundangi oleh India yang belum pernah menjadi juara. Peringkat mereka pun tidaklah lebih baik dari Antony Ginting cs. Dicukur 3-0 pula. Siapa yang tak akan sesak dadanya melihat realita ini?

Meskipun demikian, tak perlu kita larut dalam kesedihan. Buanglah rasa sesak di dalam dada itu. Permainan tetaplah permainan. Hari ini menang, besok kalah. Yang siap mental, fisik dan faktor lain yang tak teridentifikasi itulah yang akan menang.  

Yang pasti, para pemain dan pelatih sudah berjuang semaksimal mungkin. Mereka pun pasti sedih dan kecewa dengan penampilan ini. Jadi tak perlu kita baper berlama-lama. Move on sudah.

Saya pribadi tetaplah bangga. Salut dengan perjuangan tim Thomas yang berusaha hingga ke final dan berhasil menjadi posisi kedua, runner up. Toh, negara-negara yang bertaburan bintang pun gugur di awal-awal. China, Jepang, Denmark, Malaysia, Thailand, Korsel, tak lebih baik posisinya dari Indonesia kali ini.

Prestasi Tim Thomas kali ini menjadi runner up. Tetaplah membanggakan kami. Dok Badminton Photo dalam okezone.com

Masih ada kejuaraan lain. Asian Games, Olimpiade dan kejuaraan badminton lain yang harus dijadikan sebagai sasaran bidik selanjutnya. Tentu saja, PBSI selalu organisasi yang profesional harus berani mengevaluasi kondisi di pelatnas. Tak hanya mengevaluasi kinerja pemain. Harus berani juga untuk mengevaluasi para pelatih, bahkan mengevaluasi kinerja pengurusnya sendiri. 

Pemain-pemain muda, harus diberi kesempatan mengikuti event-event turnamen di luar negeri. Pemain-pemain senior, dipertahankan namun jangan terus-menerus dikirim ke kejuaraan agar pemain pelapis pun bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Pelatih-pelatih Pelatnas yang kurang bersinar, sebaiknya diganti dengan pelatih lain yang dapat direkrut dari klub-klub yang ada. 

Cuma Sedikit Negara Kolektor Juara Thomas dan Uber Cup

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline