Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dampak Perang Berkepanjangan Rusia-Ukraina terhadap Ekonomi Global

Diperbarui: 24 Maret 2022   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang antara  Rusia dan Ukraina belum berakhir. Perang yang diawali dengan pengumuman penyerangan terhadap Ukraina oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada tanggal 24 Februari 2022 masih berkecamuk. Upaya sebahagian negara, termasuk PBB untuk menghentikan perang masih belum berhasil.

Ah, andaikata Iwan Fals bisa menyanyikan lagu ini di depan tuan Putin dan Mr Zelensky, barangkali mereka bisa berdamai. Mungkin saja Putin meraih telepon, mengajak Zelensky berdamai sambil menikmati secangkir kopi (ilusi, hehehe).

O ya andaikata dunia tak punya tentara,

Tentu tak ada perang yang akan makan banyak biaya.

O ya andaikata dana perang buat diriku,

Tentu kau mau singgah bukan cuma tersenyum.

Perang yang memakan banyak biaya. Perang yang menghabiskan dana, akibat egoisme para pemimpin yang bertanggung jawab untuk menghentikan berperang atau mengakhiri perang.

Perang selalu berdampak bagi kehidupan manusia. Pengaruh langsung, sangat dirasakan oleh negara yang terlibat dalam peperangan. Korban nyawa, juga harta. Kondisi warga negara sangat memprihatinkan. Berlarian mencari tempat perlindungan seadanya dan mencoba mengungsi ke negara lain yang dianggap aman untuk berlindung.

Pangan, obat-obatan dan komoditas penting lainnya menjadi sangat langka. Jika tersedia, pun dalam kondisi serba kekurangan. Negara berada pada kondisi darurat dalam segala aspek kehidupan.  

Dalam era global ini, peristiwa apapun yang terjadi di belahan bumi lain seperti bencana, baik bencana alam maupun bencana  perang, akan menjalar ke negara lain. Krisis yang bertitik tolak dari suatu negara, sering kali menyebar ke seantero dunia.

Dalam konsep ekspor impor antarnegara, setiap negara punya komoditas yang bisa diekspor. Juga tidak memiliki komoditas di dalam negeri. Untuk memenuhi kebutuhan negaranya, maka negara tersebut akan mengimpornya dari negara lain.

Perang meniadakan hubungan perdagangan. Tidak ada pasokan barang ke dalam negeri. Juga pengiriman barang keluar negeri terhenti. Kalau pun ada barang, harganya melonjak tinggi. Sementara daya beli warga negara begitu lemah karena tidak ada pendapatan akibat menganggur.

Perang Rusia-Ukraina tak hanya berdampak pada kedua negara tersebut. Dalam kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat Pandemi Covid-19, negara-negara menjadi was-was akibat belum berakhirnya perang.

Perang ditambah dengan sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Rusia, dikhawatirkan akan mengganggu ketahanan pangan dunia.  Rusia pasti membalas dengan menghentikan pasokan produknya ke negara lain. Harga produk melambung tinggi. Pertumbuhan ekonomi  melambat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline