Pala termasuk rempah-rempah yang sudah terkenal di dunia sejak zaman dahulu. Menurut informasi, pala berasal dari Pulau Banda, Maluku.
Sedikitnya ada 7 jenis pala yang hidup di Indonesia yaitu: pala Patani (Myristica succadewa BL) yang banyak hidup di Ternate, pala hutan (M. speciosa Warb), Pala Onin (M. schefferi Warb), Pala Banda (M. fragrans Houtt), Pala Papua (M. argantea Warb),Pala Tersia (M. tingens BL) dan pala Burung (M. sylvetris Houtt).
Dari jenis pala yang ada, pala Banda menjadi primadona dibandingkan dengan jenis lainnya sehingga disebut sebagai pala super. Pala Banda memiliki rendemen minyak yang tinggi dan aromanya yang khas sehingga biji dan fulinya diminati pasar dunia.
Di Indonesia, daging buah pala Banda dapat digunakan sebagai manisan atau asinan. Biji dan fuli bermanfaat dalam pembuatan sosis, bumbu, makanan kaleng, pengawetan ikan dan makanan lainnya.
Sebaran pala di Pulau Wetar, khususnya Kecamatan Wetar Utara didominasi oleh pala hutan (M. speciosa) yang tumbuh secara liar di lereng-lereng bukit dan jauh dari pemukiman. Jika sudah tiba musim panen, maka penduduk setempat akan beramai-ramai masuk ke hutan, bahkan ada yang menginap di hutan selama musim panen.
Pada bulan Maret 2016, Comdev mengirimkan sampel biji pala hutan dalam bentuk utuh, keriput dan pecah ke Klaten, Jawa Tengah untuk dianalisis kualitasnya dan hasilnya tidak bagus. Karena itu, petani didorong untuk menanam pala super, minimal 100 pohon/petani.
Perbedaan antara pala super dan pala hutan adalah sebagai berikut: dari aspek budidaya, umur mulai berbuah pala super antara 5-6 tahun, sedangkan pala hutan baru mulai berbuah tahun ke-7 dan 8. Bentuk percabangan pala super teratur, pala hutan tidak teratur.
Kisaran buah kupas basah pala super per pohon antara 1.500-2.000 buah/tahun sementara buah keringnya 8kg (pala super) dan 5kg (pala hutan), fuli 2kg dan 1 kg. Keharuman buah pala super tajam, sedangkan pala hutan kurang tajam dengan ukuran buah yang berbeda juga, dimana pala super berukuran besar dan pala hutan berukuran kecil.
Harga biji pala super di tingkat petani rata-rata sebesar Rp 120.000/kg sedangkan pala hutan sebesar Rp 40.000/kg. Fuli atau bunga pala super sebesar Rp 150.000/kg dan pala hutan sebesar Rp 70.000/kg.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H