Mendidik anak Taman Kanak-kanak (TK), selayaknya tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Tidak sekedar mengajarkan menghitung, membaca, menyanyi atau bermain bersama. Anak-anak sudah seharusnya diajak untuk lebih mengenal lingkungan dimana mereka tinggal. Bermain sambil belajar dan berkarya.
Salah satu TK yang menerapkan prinsip bermain, belajar dan berkarya adalah TK Tunas Farmer. Sekolah ini berada di Desa Lurang, Kecamatan Pulau Wetar, Maluku Barat Daya. Meskipun berada di pelosok, kegiatan belajar mengajarnya termasuk sudah maju dan bervariatif. Terbatasnya sarana dan prasarana sekolah, tidak mematikan kreativitas gurunya, Melta dan Erni.
Guru-guru ini ingin mendidik murid-muridnya menjadi murid TK yang nantinya tamat dengan nilai plus. Salah satu keinginan mereka, adalah mengajak anak didik untuk bertanam bunga di halaman sekolah serta tanaman obat-obatan (Toga) dan sayuran dalam pot.
Mereka ingin anak-anak didiknya cinta tanaman sejak kecil, sehingga kelak memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya. Mereka ingin agar lingkungan di sekitarnya menjadi hijau, asri dan segar, tetapi tidak cukup memiliki kapasitas untuk menjalankannya.
Berdasarkan niat baik tersebut, maka anak-anak TK Tunas Farmer diajak untuk bermain sambil belajar bertanam sayuran, toga dan bunga matahari. Mereka diberi kesempatan untuk meraba dan merasakan tanah, pupuk kompos, menanam, menyiram dan memelihara tanaman hingga mendapatkan hasil.
Usaha mereka tidak sia-sia. Salah satu tanaman yang ditanam adalah bunga matahari. Tanaman yang mencuri perhatian semua murid dan juga orang-orang di desa ini tumbuh dengan subur dan bunganya indah di mata anak-anak TK Tunas Farmer. Saat berbunga, semua anak merasa senang dan bermain di dekatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H