Lihat ke Halaman Asli

Ade Febriani

Senang menulis, membaca, menonton

Libur Lebaran ke Bogor

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13455464801187621370

Libur Lebaran ini saya ingin sekali ke Bogor karena mau mencoba makanan Es Bubur. Makanan yang terdiri atas bubur sumsum, es krim, dan buah-buahan ini dijual di Rahat Cafe, Jalan Malabar 1. Nah, jadilah saya, kedua adik saya, Yudia dan Akbar, berangkat ke Bogor menumpang KRL. Naik commuter line jurusan Bogor dari stasiun UI dikenai Rp 7.000. Kami menunggu kereta lumayan lama. Kata Yudia, "Kalau naik kereta bareng Ni (uni) Ade pasti nunggunya lama...." Yah... nasip. Akhirnya, KRL yang kami tunggu datang juga. Ternyata, walaupun hari libur (atau justru karena hari libur?) kereta penuh sesak. Dari stasiun Bogor, perjalanan dilanjutkan dengan angkot 03 ke arah Baranangsiang dan kami berhenti di depan Plaza Pangrango. Di antara Plaza Pangrango dan Hotel Amira (kalau nggak salah) ada jalan kecil, yaitu Jl. Malabar. Kami menyusuri jalan itu. Tak lama setelah melewati Obonk Steak, sampailah di Rahat Cafe... yang ternyata tutup. Baru buka lagi tanggal 23 Agustus. Ya sudah, kita pakai rencana B: ke PIA apple pie. Menumpang angkot 09 kami berangkat ke Pia apple pie di Jalan Pangrango. Di jalan yang sama terdapat beberapa spot makan yang kelihatan menarik, seperti Klapertaart Huize, Chocolava, dan Kedai Kita. Jarak satu blok dari sana ada pula Macaroni Panggang dan Rumah Cupcake. Di PIA apple pie sebenarnya cukup ramai, tapi kebanyakan membeli untuk dibawa pulang karena tempat yang disediakan untuk makan di tempat tidak terlalu banyak. Hanya kira-kira cukup untuk 30 orang. Menu andalan di sana tentu saja apple pie. Pie tersedia dalam ukuran small, medium, dan large. Pie yang ada bukan cuma apple pie, ada pula chicken pie, cheese pie, chocolate pie, dan strawberry pie. Selain pie, ada juga pisang bakar dan combro. Saya pesan apple pie small yang berbentuk hati Rp 31.000, pisang bakar keju Rp 17.000, air mineral botol Rp 6.000, dan combro Rp 4.000 (gede bener, dan oncomnya banyak plus enak). Pisang bakar kejunya (sepertinya) berbahan baku pisang tanduk dan rasanya enak karena pisang yang dipakai sudah matang. Apple pie yang kelihatannya kecil itu ternyata cukup mengenyangkan untuk dua orang. Kulit pie yang cukup tebal membungkus selai apel yang juga tebal ("Ini apple pie, kan? Kok rasanya mirip nanas?" kata saya pada Yudia. Yudia bilang tidak ada menu pineapple pie. Jadi, itu pasti apple pie. Mungkin harusnya mereka mempertimbangkan memakai apel asli daripada selai untuk meyakinkan "orang-orang berlidah kurang jenius" seperti saya) Nah, selesai dengan apple pie (yang entah kenapa mirip nanas) saya dan kedua anak buah lanjut ke Botani Square karena adik saya, Yudia, perlu membeli Face Oil Tea Tree. Face Oil itu diproduksi IPB (almamater Yudia)dan dijual di Serambi Botani yang ada di Botani Square, Gandaria City, Kalibata City, Teras kota, Mall Artha Gading, Mall Alam Sutera, dan Kota Kasablanka. Serambi Botani menjual produksi IPB yang terdiri atas bahan pangan (beras organik, mie tomat, mie wortel, mie bayam, beras merah, macam-macam kacang-kacangan, kopi) dan kosmetik (sabun cair tanpa detergent, sabun rempah, minyak pijat, essential oil, krim wajah, dll). Kalau mau tahu lebih lanjut, klik saja link ini. Mall Botani Square cukup ramai. Diskon di mana-mana. Karena tidak tahan dengan keramaian (dan godaan belanja sementara kantong sudah tipis) kami bertiga kakak-adik langsung 'cabut'. Sebelum ke stasiun, kami ngaso dulu di Taman Koleksi, juga masih properti IPB.

134554818510455527

Kapas yang bertebaran di rumput memberi kesan salju baru saja turun. Sebenarnya tempat ini cukup lumayan untuk duduk-duduk. Tapi, sayang banyak yang buang sampah sembarangan :( Setelah duduk-duduk beberapa lama, Akbar mengeluh lapar dan kami makan siomay (yang juga banyak orang) dekat pool bis Damri. Kenyangnya... pulang, yuk. Naik angkot 03 lagi ke stasiun dan kembali menumpang KRL. Stasiun penuh orang. Spekulasi Yudia, "Mungkin dari tadi kereta nggak dateng-dateng, jadi penumpangnya menumpuk". KRL menuju Depok pun datanglah. Ternyata, tidak terlalu banyak yang naik. Sambil menunggu, foto-foto, deh... [caption id="attachment_207935" align="aligncenter" width="300" caption="di KRL"]

1345548705555049522

[/caption] Oh, ya ada kejadian di stasiun tadi. Seorang nenek bermaksud naik kereta saat kereta sudah bergerak. Kakinya dijulurkan untuk menahan pintu kereta yang menutup. Walhasil, kakinya terjepit. Kereta sudah bergerak lebih cepat. Akhirnya, nenek itu merelakan sendal sebelah kanannya yang terbawa sampai Stasiun Bojong. Moral: Pintu kereta tidak otomatis terbuka ketika tertahan sesuatu layaknya pintu lift atau pintu mall. [caption id="attachment_207936" align="aligncenter" width="300" caption="Nasib Sendal yang Terjepit"]

13455489592420728

[/caption] Yah, begitulah. Petualangan kami yang singkat di Bogor ditutup dengan nasib sendal kanan yang terjepit. Semoga libur Lebaran tahun depan lebih bermakna. Amin. Selamat menikmati sisa liburan, semuanya :))



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline