Kita sudah tidak asing, saat melihat mahasiswa non-muslim kuliah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. lalu bagaimana dengan PTKIN?. PTKIN (Perguruan Tinggi Keagaman Islam Negeri) merupakan Perguruan Tinggi dibawah kemenag. Meskipun berlatar agama islam, namun PTKIN adalah perguruan tinggi yang Inklusif. Artinya semua masyarakat yang memenuhi syarat kelulusan, dapat menempuh studi di UIN/IAIN/STAIN tanpa harus mengkonversi agama nya.
Banyak PTKIN yang memiliki mahasiswa dari berbagai latar agama, misalnya UIN Jakarta yang dalam pers rilisnya, terdapat mahasiswa dengan latar agama Kristen, Katolik, Budha & Khonghucu. "UIN Jakarta adalah kampus inklusif. Siapa pun boleh kuliah dan belajar tentang Islam. Bagi non muslim, silakan belajar tanpa harus mengonversi agamanya," kata Rektor seperti dilansir di laman UIN Jakarta. (UIN Jakarta, 2018).
Hal serupa dapat ditemui pula di UIN Sunan Ampel, UIN Walisongo, UIN Raden Intan, UIN Alauddin dan PTKIN lainnya. Akan tetapi, pihak PTKIN umumnya tidak menyediakan dosen khusus agama untuk mahasiswa non-muslim. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa/i non muslim untuk belajar mandiri terkait pengembangan pengetahuan keagamaan.
Keberagaman agama yang ada di Indonesia, sudah seharusnya menjadi dasar yang cukup kuat bagi PTKIN dan semua PTS Islam untuk dapat mengakomodir semua mahasiswa/i yang memiliki latar belakang agama berbeda. Selain PTKIN, Indonesia juga memiliki PTN khusus agama hindu, budha, dan Kristen yang tersebar di berbagai provinsi.
Institut Agama Kristen Negeri Ambon, Maluku
Institut Agama Kristen Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur
Institut Agama Kristen Negeri Manado, Sulawesi Utara
Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatra Utara
Institut Agama Kristen Negeri Toraja, Sulawesi Selatan