Lihat ke Halaman Asli

[Rupiah Melemah] Ketepatan Istilah: Contagion Effect, Domino Effect, Ripple Effect, Beggar-Thy-Neighbour atau Faktor Eksternal?

Diperbarui: 27 Agustus 2015   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heboh tentang bencana pelemahan rupiah, yang terperosok hingga level Rp 14.000-an menjadi trending topic di berbagai kalangan akhir-akhir ini. Pada umumnya, banyak pihak yang mengidentifikasi sumbernya berasal dari devaluasi (atau depresiasi, persisnya?) atas mata uang Yuan-nya Negeri Tirai Bambu - dimana pada gilirannya turut menyulut keterpurukan pasar sahamnya.

Jika kita runtut, mundur ke belakang, maka jangan dilupakan bahwa sedikit banyak, krisis hutang negara Yunani juga cukup berbagi peran atas skenario semua ini.

Ada beberapa jargon ekonomi (istilah) yang populer digunakan untuk menjelaskan efek berantai dari fenomena ini, terkait dengan 'siapa yang menyebabkan apa'.

Berikut ini beberapa terminologi tersebut:

1. Contagion Effect:

Penyebaran dari gangguan finansial pada pasar domestik di satu negara, ke negara-negara lainnya, baik skala regional, maupun global. Pada umumnya, penularan penyakit ekonomi ini adalah melalui exchange rate (mata uang), stock price (bursa saham), surat hutang negara, ataupun aliran modal (portfolio). Negara-negara yang terimbas ini biasanya memiliki sistem keuangan yang terintegrasi dengan pasar dan lembaga-lembaga keuangan internasional.

Istilah ini nge-top pada waktu krisis Thai Baht di tahun 1997-1998 dahulu.

2. Domino Effect:

Yaitu mata rantai reaksi yang terjadi ketika sebuah perubahan, baik kecil maupun besar, menyebabkan perubahan yang hampir sama levelnya pada area di sekitarnya, merambat secara terus-menerus.

Umumnya, hal ini terjadi sebagai respons resiprokal.

3. Ripple Effect

Efek Riak/ gelombang ini mengilustrasikan dampak dari suatu kejadian yang bertransmisi, terdistribusi meluas, hingga ke negara tetangganya.

Contoh: pengurangan pengeluaran seseorang akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan orang lain, sekaligus daya belinya.

4. Beggar-Thy-Neighbour

Yaitu konsep dari kebijakan satu negara dengan men-devaluasi mata uangnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesulitan perekonomiannya. Akan tetapi mekanisme tersebut mengambil korban pihak lain. Dengan kata lain, cara ini ‘memindahkan’ problem domestiknya kepada negara-negara lain (tetangganya).

Istilah ini sudah kurang populer.

5. Faktor Eksternal

Yakni peristiwa/keadaan di luar negeri, yang turut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu di dalam negeri.

Nah, istilah inilah yang kini paling kerap terdengar,"Pelemahan rupiah terjadi karena faktor eksternal.”

(Walau kemudian, akan diikuti komentar tentang ‘kambing hitam’ di belakangnya..)

Tulisan ini bersifat sangat terbuka untuk masukan-masukan.

Gambar

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline