Lihat ke Halaman Asli

Binsar Antoni Hutabarat

Dosen, penulis, editor

Keresahan Penjual Mendoan Hadapi Puncak Penyebaran Covid-19

Diperbarui: 8 April 2020   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Menghadapi puncak penyebaran corona yang menurut prediksi terjadi pada bulan Mei, Usaha Modal Kecil Menengah (UMKM), sperti penjual tempe mendoan dan  lumpia  mulai merasa resah. Pasalnya, bukan hanya Jakarta yang akan menerapkan pembatasan sosial berskala besar(PSBB). Bekasi tempat penjual tempe mendoan itu berdagang juga sedang  mempersiapkan menerapkan PSBB  

Perekonomian dunia terus mengalami kelemahan, demikian juga perekonomian Indonesia. Rencana Pemerintah memotong  gaji menteri, direksi, komisaris BUMN, juga pegawai negeri membuktikan Indonesia sedang megalami pelemahan ekonomi.

Pelemahan ekonomi Indonesia terlihat dengan banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja, sampai pada perumahan karyawan tanpa gaji. Kondisi ini secara langsung akan menyasar pendapatan usaha modal kecil menengah (UMKM) seperti penjual Tempe Mendoan dan Lumpia di jalan Duta Raya.

Dua hari lagi Jakarta akan menerapkan pembatasan sosial berskala besar. Bekasi, Depok dan Banten sebagai kota-kota penyangga sedang berencana mengikuti jejak Jakarta. Keikutsertaan Bekasi Depok dan Banten menerapkan PSBB itu mendapata dukungan Menteri Kesehatan, alasan jelas untuk efektivitas penerapan PSBB.

Mereka yang paling terdampak dengan penerapan PSBB bukan hanya pengemudi ojek online yang tidak boleh mengangkut penumpang tapi juga para UMKM seperti penjual Tempe mendoan yang harus berpikir keras, bagaimana mendapatkan dana pada waktu Jakarta, Depok, Bekasi dan Banten menerapkan PSBB.

Pemerintah memang berjanji memberikan kebutuhan dasar mereka yang terdampak, tapi bagaimana membiayai kehidupan keluarga mereka di kampung. UMKM seperti penjual tempe mendoan itu ibarat memakan buah simalakama, mudik jadi ODP (orang dalam Pemantauan), tidak mudik, diam dirumah, keuangan terancam, belum lagi biaya kontrakan yang  harus meraka bayar.

Pedagang Tempe mendoan itu sudah belasan tahun berjualan di tempat itu. Kehidupan keluarganya hanya mengandalkan usaha itu, Pada bulan puasa omzet nya meningkat pesat. Tapi, dengan penerapan PSBB, dengan perekonomian yang makin melemah, masyarakat tentu akan sangat berhati-hati menggelontorkan uangnya untuk menjaga agar kebutuhan hidup merek dapat terus berlangsung.

UMKM menghadapi dilema yang tidak mudah. Mereka tentu berharap bantuan yang diberikan bisa menolong mereka bukan hanya memenuhi kebutuhan mereka selama tidak mudik, tetapi juga keluarga mereka di kampung. Jika mereka tetap menggelar jualan mereka, bisakah mereka bertahan dengan pendapatan yang makin merosot?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline