G20 adalah forum multilateral yang menghubungkan negara-negara maju dan berkembang. Forum ini memiliki posisi strategis karena anggotanya mencakup 60% populasi dunia, 75% perdagangan dunia, dan 80% PDB dunia. G20 dibentuk pada 1999 untuk membahas kebijakan stabilitas keuangan internasional. Pada 2008, G20 mengadakan KTT pertama untuk merespons krisis keuangan global. Forum ini tidak memiliki sekretariat tetap, dan Presidensi G20 bergilir antarnegara anggota. Keanggotaan Indonesia dalam G20 memberikan peluang untuk meningkatkan daya saing dan mempromosikan kepentingan nasional. Diplomasi Indonesia di G20 mencakup sektor perdagangan, komersial, dan finansial.
G20 memiliki urgensi yang besar dalam menjaga stabilitas ekonomi global, terutama dalam menghadapi krisis finansial dan tantangan ekonomi lainnya. Forum ini, yang terdiri dari negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat, memberikan kesempatan untuk memperkuat kerjasama internasional dalam menciptakan aturan dan kebijakan yang dapat mendukung pemulihan ekonomi global. G20 diharapkan tidak hanya berfokus pada stabilitas ekonomi anggotanya, tetapi juga memastikan dampak positif bagi negara-negara di luar anggotanya. Indonesia menjadi tuan rumah G20 pada tahun 2022 sangat penting. Indonesia mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger", yang mengajak dunia untuk bersinergi dalam pemulihan pasca-pandemi serta memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai tuan rumah, Indonesia berperan aktif dalam memperkuat diplomasi ekonomi dan mendorong kolaborasi antara negara-negara G20 untuk mengatasi tantangan global secara bersama-sama. KTT G20 2022 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya dalam mendorong kerja sama global yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menjadi anggota G20 dari Asia Tenggara. Bagi Indonesia, G20 adalah forum ekonomi yang sangat penting, karena forum ini mewadahi Indonesia dalam tindak promosi kepentingan ekonominya. Sebagai anggota G20, citra ekonomi Indonesia di dunia internasional semakin baik, mengingat perekonomian Indonesia yang terus berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global dalam dua dekade terakhir, sebelum pandemi. Hal ini yang membawa Indonesia masuk ke dalam kelompok G20 dan bahkan dipercaya menjadi penyelenggara G20. Hal ini memberi kesempatan pada Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya secara internasional.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada tahun 2022 yang ke-17 dilaksanakan di Pulau Bali yang dimulai pada awal Desember 2021 hingga tahun 2022. Seremoni serah terima jabatan dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pada periode berjalan, Joko Widodo, dan Perdana Menteri Italia, Mario Draghi. Seremoni ini dilakukan pada penutupan KTT G-20 di Roma 2021. Momen ini memiliki nilai historis yang sangat tinggi, karena untuk pertama kalinya Indonesia diberikan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah G20. Kesempatan imi membuka peluang bagi kerjasama perdagangan bilateral antara Indonesia dan Jepang. Salah satu perjanjian yang penting adalah Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang merupakan kesepakatan perdagangan bebas pertama kali antara Indonesia dan Jepang. Perjanjian ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang adil, seimbang, dan terukur bagi kedua negara melalui liberalisasi akses pasar, fasilitasi, dan pengembangan kapasitas di sektor-sektor industri prioritas.
Kerjasama internasional, dalam paradigma liberalisme, terbentuk karena ketidakmampuan negara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya secara mandiri, sehingga memerlukan kerjasama dengan negara lain. Kerjasama internasional ini mencakup berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membantu pihak yang membutuhkan, serta mendorong pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya global. Beberapa bidang utama dari kerjasama internasional meliputi bantuan kemanusiaan, kerjasama pembangunan, dan promosi perdamaian. Kerjasama ini merupakan bagian dari hubungan internasional yang terbentuk karena adanya keuntungan bersama yang dapat diperoleh oleh negara-negara yang terlibat, yang pada gilirannya mendukung kepentingan nasional masing-masing. Faktor-faktor seperti ekonomi, ideologi, politik, dan keamanan dapat menjadi dasar terbentuknya kerjasama internasional.
G20 adalah contoh konkret dari kerjasama internasional yang menunjukkan gagasan liberalisme, di mana negara-negara berkerjasama untuk menjaga stabilitas ekonomi masing-masing. Forum ini terbentuk karena kesadaran negara-negara akan pentingnya saling bergantung untuk mencapai stabilitas ekonomi global. Dalam konteks ini, G20 berfungsi sebagai wadah bagi negara-negara besar untuk bekerjasama dalam mengatasi tantangan ekonomi global, termasuk membantu negara-negara yang membutuhkan bantuan asing. Sebagai tuan rumah G20, Indonesia memainkan peran strategis dalam mendorong kerjasama internasional ini. Indonesia, dengan posisi yang penting dalam perekonomian global, memanfaatkan Presidensi G20 untuk mempromosikan kepentingan nasionalnya, sekaligus memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara lain. Melalui kepemimpinannya dalam G20, Indonesia tidak hanya berfokus pada pemulihan ekonomi pasca-pandemi, tetapi juga berupaya mendorong solidaritas global dan memfasilitasi kerjasama antarnegara, khususnya dalam sektor perdagangan dan pembangunan berkelanjutan.
Liberalisme Indonesia sebagai tuan rumah G20 juga tercermin dalam pendekatan yang mengutamakan nilai-nilai kebebasan, pasar terbuka, dan multilateralism. Indonesia, sebagai bagian dari negara berkembang, memanfaatkan forum G20 untuk mendorong perdagangan bebas dan memperkuat kerjasama ekonomi global yang lebih inklusif. Sebagai tuan rumah, Indonesia mengedepankan prinsip kebebasan dalam bertransaksi, memperjuangkan pembangunan berkelanjutan, dan mendorong reformasi di sektor-sektor penting seperti keuangan, energi, dan teknologi. Pendekatan ini juga menekankan pada pentingnya kerjasama antara negara-negara maju dan berkembang dalam menghadapi tantangan global, seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan perubahan iklim. Sebagai tuan rumah, Indonesia berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan dialog terbuka dan solusi bersama yang dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, sesuai dengan prinsip-prinsip liberalisme yang menekankan pada kebebasan dan keadilan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H