Lihat ke Halaman Asli

Gratcya Francoice

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Memimpin Diri Sendiri Sebelum Memimpin Orang Lain

Diperbarui: 1 Oktober 2023   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokumentasi pribadi.

Tak jarang dalam perjalanan hidup ini, muncul pertanyaan untuk diri sendiri. Mengapa saya dilahirkan? Bagaimana cara untuk mencapai mimpi saya? Semua sudah saya korbankan, tapi mengapa hasilnya tidak sebanding dengan pengorbanan saya? 

Penting untuk mengenali diri sendiri, kelebihan maupun kekurangan, juga hal - hal yang membawa kebahagiaan dan memberikan kepuasan untuk kita. Ketika kita menyadari keadaan pada diri sendiri, dengan sendirinya kita akan tahu bagaimana membentuk diri menjadi lebih baik dan memaksimalkan potensi dalam diri. 

Proses yang menantang melibatkan komitmen yang bersaing satu sama lain dan menghasilkan perkembangan nyata dalam menghadapi resistensi terhadap perubahan memerlukan waktu yang lebih panjang, bisa berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan (Kegan & Lahey, 2001, h. 87).

Bagaimana prosesnya?

  • Menyelesaikan Pendidikan di Jenjang Sarjana

Ketika menyelesaikan pendidikan di bangku SMA, keputusan untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan merupakan keputusan terbesar di usia 17 tahun. Seorang anak perempuan yang tiba - tiba berani merantau ke Yogyakarta dengan segala ketakutan untuk keluar dari zona nyaman. Ketika sudah berada cukup lama di keadaan yang 'memaksa' untuk menjadi mandiri dan terus bertumbuh, saya menyadari adanya kemajuan dan perubahan yang lebih baik dari hari kemarin. 

Meski ada rasa kurang nyaman, namun ketidaknyamanan tersebut membuat saya belajar tentang hal - hal baru dan menemukan sesuatu yang membawa perkembangan untuk diri sendiri. Terus bertumbuh di luar lingkaran nyaman  dengan keyakinan bahwa:

"With little effort, people can turn their familiar, uninspiring gripes into something that's more likely to energize and motivate them---a commitment, genuinely their own." (Kegan & Lahey, 2001, h. 87).

Sesuatu yang telah dimulai, harus diselesaikan dengan penuh tanggung jawab meskipun dengan berbagai rintangan. Kita tidak tahu, tahap apa yang akan membawa kita pada kesuksesan dan hal - hal luar biasa. Komitmen yang dijalankan, membawa saya pada keberhasilan untuk menyelesaikan pendidikan di jenjang sarjana dan membuat keputusan baru untuk melanjutkan studi pascasarjana.

  • Berbakti Pada Komunitas

Beberapa komunitas yang membawa saya menuju perubahan dan mencapai keinginan, yaitu Komunitas Misa Kampus UAJY, Komunitas Mahasiswa Atma Jaya Nusa Tenggara Timur, dan BEM FISIP UAJY. 

"Human behavior flows from hidden springs and calls for constant and crafty prodding more than blunt hectoring." (Brooks, 2012, h. 12).

Saya berusaha untuk membentuk persepsi diri untuk menjadikan komunitas sebagai tempat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Saya juga bertemu dengan orang yang dapat memberikan dukungan emosional dan sosial, misalnya saat menjabat menjadi Ketua Panitia Idul Fitri KOMANTTA, Asisten LDPKM UAJY, dan Students Staff FISIP UAJY.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline