Lihat ke Halaman Asli

Grasiara Naya S

Blogger ilmu Hukum

Cara Berpikir Etis di Dalam Etika di Antaranya Secara Deontologis, Teleologis, dan Konstektual

Diperbarui: 29 November 2023   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

CARA BERFIKIR ETIS DI DALAM ETIKA DIBAGI MENJADI 3 (TIGA) YAITU DEONTOLOGIS, TELEOLOGIS DAN KONTEKSTUAL :


Deontologis

Adalah cara berfikir yang berdasarkan pada prinsip atau norma objektif yang dianggap harus berlaku pada situasi apapun. Wujud paling konkrit misalnya hukum atau norma moral, agama, adat, dan lain sebagainya. Sehingga ketika bertindak sesuai dengan hukum atau norma, maka itu etis. Bertentangan dengan hukum atau norma maka itu tidak etis. Contoh seorang polisi menangkap penjahat itu adalah etis karena itu merupakan kewajiban dari seorang polisi.

Teleologis

Adalah nilai etis sebuah tindakan, ditentukan oleh tujuannya. Betapapun benarnya, kalau dilakukan dengan tujuan jahat, maka jahat secara etis. Dalam etika teleologis tidak berarti, dengan memberikan tujuan pada akibat, menyebabkan etika teleologis mengabaikan hukum/prinsip. Ia tetap mengakul hukum atau prinsip tetapi itu bukan ukuran terakhir. Contoh kasus pembunuhan yang dilakukan oleh korban premanisme.

Kontekstual

Adalah cara berfikir dalam etika kontektual, yang paling penting bukanlah apa yang secara universal/umum benar tetapi apa yang secara kontektual paling tepat dan paling dapat dipertanggungjawabkan. Etika ini, meletakan situasi dan kondisi sebagai pertimbangan pokok dalam dalam melakukan keputusan etis. Contoh bagaimana bila berbohong itu adalah satu-satunya untuk menyelamatkan nyawa orang tidak bersalah dari amukan kelompok orang atau geng motor yang sedang melakukan pemberontakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline