Saat shalat fardhu maupun shalat sunnah, tentunya kita melakukan duduk tahiyat akhir. Namun, apakah posisi duduk tahiyat akhir kita sudah benar?
Duduk tahiyat akhir ini dilakukan pada saat akhir atau pada saat akan menyelesaikan sholat. Di mana pada saat sudah menyelesaikan doa tahiyat akhir, maka langsung ditutup dengan salam. Walaupun begitu, duduk tahiyat akhir tidak bisa kita lakukan dengan asal-asalan.
Seperti halnya dengan gerakan duduk shalat lainnya, Islam sudah mengatur tentang tata cara duduk tahiyat akhir yang benar seperti yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Maka dari itu, sebagai umat Nabi Muhammad SAW, maka sudah seharusnya kita mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Nabi, terutama dalam hal gerakan shalat. Dengan begitu, nantinya shalat yang kita lakukan bisa sah di mata Allah SWT.
Nah, berikut ini penjelasan tentang duduk tahiyat akhir yang benar sebagaimana yang diajarkan oleh Rasul, supaya shalat kamu sempurna.
Duduk Tahiyat Akhir yang Baik dan Benar Sesuai Ajaran Rasul
Ibadah yang diperintahkan di dalam Islam sudah seharusnya kita mencontoh apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.Â
Seperti halnya salah satu gerakan shalat, yaitu duduk tahiyat akhir. Cara duduk tahiyat akhir sendiri dijelaskan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikut:
" Diriwayatkan dari Muhammad bin Amr bin Atha', bahwa ketika ia duduk bersama beberapa orang sahabat Nabi saw, ia menceritakan cara shalat Nabi saw, kemudian berkatalah Abu Hamid as-Sa'idi: Saya melihatnya ketika bertakbir beliau menjadikan (mengangkat) kedua tangannya setentang dengan bahunya, dan apabila ruku beliau meletakkan kedua tangannya dengan kuat pada lututnya serta membungkukkan punggungnya, apabila mengangkat kepala beliau meluruskan (badannya) sehingga semua tulang-tulang kembali pada tempatnya.
Kemudian apabila bersujud beliau meletakkan kedua tangannya dengan tidak membentangkannya dan tidak pula menyempitkan keduanya serta menghadapkan semua ujung jari-jari kedua kakinya ke arah kiblat. Kemudian apabila duduk pada rakaat kedua beliau duduk di atas kaki kirinya dan mendirikan tapak kaki kanannya, dan apabila duduk pada rakaat terakhir, beliau memajukan kaki kirinya ke depan dan mendirikan tapak kaki yang lain (kanan) dan duduk di tempat duduknya." [HR. Bukhari).
Untuk cara duduk tawaduk yang benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW sendiri dirincikan dalam hadits: