Rumah kebaya adalah rumah adat Betawi yang berasal dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pada zaman dahulu, hampir seluruh masyarakat suku Betawi mempunyai rumah dengan bentuk rumah kebaya. Jika dilihat dari samping, atap bangunan ini akan berbentuk seperti pelana yang terlihat seperti sebuah lipatan kebaya.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, rumah kebaya yang merupakan rumah adat Betawi ini jarang ditemui karena tergerusnya arus urbanisasi di Jakarta yang tidak terbendung lagi.Â
Dengan begitu, kebudayaan suku asli juga semakin tergerus zaman. Maka, berikut ini filosofi yang terdapat pada rumah kebaya.
Keunikan Rumah Kebaya sebagai Rumah Adat Betawi
Rumah adat Betawi ini memang cukup mirip dengan rumah Joglo yang merupakan rumah adat dari suku Jawa. Apabila dilihat secara sekilas, rumah kebaya dengan rumah Joglo memang mirip, tetapi sebetulnya terdapat perbedaan yang besar. Khususnya pada bagian atap rumah.Â
Atap rumah pada rumah Joglo tidak menyerupai pelana seperti lipatan, tetapi seperti perahu yang terbalik.
Terdapat karakteristik yang sangat unik pada rumah adat Betawi ini, yaitu sangat khas adalah terasnya yang sangat luas. teras ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk bersantai keluarga serta berfungsi untuk tempat menjamu tamu yang datang ke rumah.
Inilah yang menjadi keunikan dari rumah kebaya. Ruang keluarga yang biasanya berada pada bagian dalam rumah, berbeda dengan rumah kebaya. Di mana rumang keluarga justru berada di bagian luar rumah.
Pada bagian teras ini biasanya terdapat perabot khas berupa kursi bale-bale yang biasanya terbuat dari rotan, bambu,ataupun kayu jati. Lantai teras disebut dengan gejogan memberikan sebuah penghormatan besar kepada tamu yang datang.
Gejogan ini begitu sakral karena sangat berhubungan dengan tangga masuk yang disebut dengan balaksuji. Balaksuji sendiri menjadi sebuah penghubung antara rumah dengan area luar rumah.
Pada rumah adat Betawi juga terdapat sumur di bagian depan rumah. Tidak hanya itu, di bagian samping rumah juga biasanya terdapat pemakaman yang merupakan suatu tradisi kuno pada masyarakat Betawi.