Lihat ke Halaman Asli

kenapa pria gay menikah dengan perempuan berjilbab?

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kenapa pria gay menikah dengan perempuan berhijab? Pertanyaan itu terlontar dari sahabat saya, Nuy- perempuan berhijjab sejak SMU yang telah menjadi sahabat saya sejak 12 tahun yang lalu.

Dengan pertanyaan itu, saya berusaha mengingat-ingat kembali kenalan dan teman-teman gay yang saya tahu, dan baru saya sadar, memang benar mereka, para PLU tersebut yang memutuskan untuk menikah, - ternyata istrinya berjilbab.

JILBAB BERARTI NRIMO?

Bagi yang pernah menonton film “Perempuan Berkalung Sorban” yang dibintangi si cantik Revalina S Temat, - saya teringat satu adegan adu argumentasi antara si Revalina dengan ulama. Dalam suatu kelas diskusi, dikisahkan oleh Ulama bahwa perempuan muslim itu harus patuh , tunduk dan nurut pada suami, termasuk dalam urusan seksual. Perempuan tidak boleh menolak jika suami meminta untuk hubungan seksual. Revalina dengan vokal bertanya “lalu bagaimana jika istri yang meminta suami untuk berhubungan seksual, apakah suami harus mematuhinya?” - dan seisi kelas pun tertawa- entah apa yang mereka tertawakan, mungkin logika bahwa TIDAK MUNGKIN istri meminta untuk melakukan hubungan seksual kepada suami.

Alasan inilah yang mungkin menjadikan saya berfikir, posisi tawar perempuan berhijab (perempuan muslim) begitu lemahnya dalam rumah tangga- terutama dalam hal kehidupan seksual, sehingga menjadi alasan mendasar para gay untuk menikahi para perempuan jenis ini.

Ada satu cerita lagi dari teman gay yang sudah menikah selama 8 tahun, frekwensi mereka berhubungan seks mungkin hanya 1 bulan sekali, itupun semakin jarang setelah hadir buah hati di tengah - tengah mereka. Ada lagi yang berusaha keras untuk rutin berhubungan seks seminggu atau dua minggu sekali, tetapi si suami mengaku bahwa untuk bisa tetap ‘turn on’- dia membayangkan sedang berhubungan dengan sesama laki-laki.

APAKAH SUAMI SAYA GAY?

Sebenarnya pertanyaan ini tidak akan perlu jika para istri sangat menerima bagaimanapun sang suami, termasuk ada ketimpangan dalam kehidupan seksualnya. Well, beberapa teman hijjab kadang berkilah bahwa, “setelah menikah, kehidupan seksual bukan untuk pleasure, tapi lebih kepada ‘yang ada saja’-jadi sejarang apapun suami-istri itu melakukan hubungan seksual, selama mereka bersama,-secara sosial terlihat ‘aman’, apalagi punya pernak-pernik ‘anak’ yang dapat dipamerkan pada acara hajatan nikah atau acara keluarga sehingga tidak perlu ada pertanyaan lagi “KAPAN?” - dan yang lebih religius lagi: MENIKAHLAH UNTUK IBADAH KEPADA ALLAH, maka sejatinya pertanyaan ‘Suami saya gay nggk ya?’ itu tidak akanrelevan lagi.

Namun bagi mereka yang merasa bahwa menikah adalah dua hati jadi satu, butuh bumbu romansa yang harus dipetik dan butuh kejutan setiap hari- mengetahui suami anda gay atau bukan, adalah sangat perlu. Pengetahuan ini sangat berguna juga bagi para gadis yang sedang mencari calon suami agar tidak menyesal menentukan pilihan di kemudian hari.

CIRI KHAS GAY?

Sayangnya tidak pernah ada ciri spesifik apakah laki-laki itu gay atau bukan. Sebagian besar dari mereka sangat peduli pada penampilan, rapi dan bersih akan menjadi pilihan utama. Banyak mitos yang akan anda dengar seputar gay, mulai dari penampilan kemayu, tubuh macho atletis yang terlihat dengan gaya berpakaian yang ketat, hingga wewangiandan aksesoris yang berlebihan.

Memang ada sebagian dari mereka yang seperti itu, namun sebagian besar lagi  memilih untuk berpenampilan seperti lelaki pada umumnya. Mereka  juga bekerja dalam berbagai bidang dengan sangat profesional. Sebut saja : PNS, dokter, dosen, author, graphic designer, insinyur , teknik mesin . Mereka berada pada semua lini pekerjaan itu. Sangat mitos jika anda mendengar bahwa gay hanya berada di wilayah pekerjaan salon/ tata rambut atau bidang entertainment.

Istilah ‘Gay is always women bestfriends’ juga tidak sepenuhnya salah. Para perempuan akan sangat nyaman berkawan dengan si gay ini sehingga ada di satu titik para perempuan akan tunduk dan jatuh cinta. Beware ladies! hanya ada 3 jenis pria di dunia ini (1) laki-laki baik namun beristri (2) laki-laki single namun brengsek (3) laki-laki gay (statement yang ini sungguh hanya olok2 saja).

Sesekali cobalah tengok facebook suami/pasangan anda. Tidak perlu curiga berlebihan untuk tahu daftar teman-temannya yang membuat anda berkerut: biasanya profil picture laki-laki tampan, lebih muda, single atau bonus kalau anda bisa menemukan foto memamerkan badannya yang atletis. Jika suami/ pasangan anda ditemukan berteman dengan facebookers jenis ini, maka anda perlu meningkatkan kewaspadaan.

HARUSKAH MEMBENCI MEREKA?

Ya, itu hanya masalah sikap saja. Saya hanya ingin mengajak anda berfikir, bagaimana kalau di keluarga anda ada yang gay, misalnya: adik kandung anda, kakak anda, atau bahkan bapak anda? Apa yang anda lakukan pada mereka, apakah anda akan membenci dan mengutuknya dengan kata-kata “NERAKA JAHANAM?”- karena sepanjang yang saya tahu, teman-teman saya yang memutuskan gay dan menikah, mereka menunjukan sikap sangat sayang pada anak-anak (dan istrinya?), namun mereka juga ternyata tidak bisa 100 persen meninggalkan dunia gay nya tersebut.

Dosa kah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline