Lihat ke Halaman Asli

Belajar Mencintai Indonesia dari Dubes China

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1346733428346742662

Sebenarnya sudah sekitar 2 minggu yang lalu, sekitar tanggal 17 agustus tepatnya saya menonton acara Ambassador Press Club yang secara sadar mulai berkata dalam hati, "saya akan belajar mencintai tanah saya dilahirkan". Sedikit Tentang Ambassador Press Club [caption id="attachment_203834" align="aligncenter" width="300" caption="http://blog-ganefo.blogspot.com"][/caption] Ambassador Press Club adalah salah satu program yang menarik terutama bagi yang punya ketertarikan lebih terhadap culture, program ini tayang di station TVRI. Program yang cerdas dengan mengangkat obrolan seputar persamaan tradisi-budaya,  hingga isu-isu sosial yang menjadikan program ini sebagai wadah pertukaran info-info penting yang tidak kita dapat dari media informasi lain. Menjadikan Duta Besar sebagai narasumber merupakan langkah emas, meraih kepercayaan penonton akan informasi yang disajikan. Sebuah feedback positif, kita mendapat informasi dan pihak Kedubes negara lain pun senang karena mensosialisasikan negaranya. Menambah erat hubungan diplomatik. Forum Diskusi dengan Dubes China [caption id="attachment_203837" align="aligncenter" width="300" caption="http://dunia.news.viva.co.id"]

13467354871352660175

[/caption] Duta Besar China untuk Indonesia, Liu Jianchou, menjadi tamu sekaligus nara sumber pada acara Ambassador Press Club (APC) yang ditayangkan pihak televisi pada tanggal 17 Agustus 2012, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia. Ada beberapa pernyataan beliau yang membuat saya kagum, dan seperti terjadi hal yang sama kepada presenter APC waktu itu. Sang presenter berkali-kali menyanjung sang Dubes dengan kalimat, "you're a great Ambassador, anda duta besar yang hebat, anda duta besar yang baik, beruntung China memiliki anda sebagai Duta Besar untuk Indonesia". "Bolehlah anda mungkin tidak menyukai pemerintahan negeri ini (Indonesia), tapi bukan berarti anda harus membenci negeri anda sendiri", begitu kalimat yang terlontar dari Mr. Liu Jianchou saat forum  mendiskusikan (kemungkinan) kenapa Indonesia tumbuh dengan lambat dibanding negeri China padahal banyak kemiripan dari kepadatan penduduk dan adat istiadat. Pernyataan tersebut terpicu ketika salah satu peserta diskusi mengeluh-ngeluhkan negeri ini begini dan begitu karena ulah para koruptor, yang merembet pada kenapa pendidikan dan hal sebagainya buruk sehingga mengakibatkan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Setiap jiwa yang ada di negeri ini, harus merasakan bahwa dia memiliki negaranya. Memiliki rasa cinta pada negaranya. Kewajiban untuk membangun negeri ini tidak saja ditangan mereka yang bekerja di Pemerintahan (tidak juga untuk kita menggantungkan kepada mereka). Seburuk apapun keadaan negeri ini, jangan sampai mencaci memaki kepunyaan kita sendiri. Ini adalah tanggung jawab kita sendiri, masing-masing yang mengaku putra Indonesia. Seharusnya kita merasa sedih setelah berkata kasar pada negeri ini, mencaci dan memaki adalah perbuatan membenci. "Setiap jiwa yang ada di negeri ini, harus merasakan bahwa dia memiliki negaranya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline