Lihat ke Halaman Asli

Menilik Sejarah Perkembangan Internet hingga Media Online di Indonesia

Diperbarui: 15 September 2018   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Internet awalnya hanya digunakan untuk keperluan militer pada pertengahan abad 19, namun seiring berjalannya waktu dan adanya perkembangan dari segi hardware maupun software, internet mulai menjadi sebuah kebutuhan yang hampir menyentuh segala bidang. Pesan yang awalnya hanya berbentuk teks mengalami perkembangan mulai dari bentuk gambar, video, animasi, bahkan pada saat ini dapat berbentuk sebuah pesan interaktif seperti chatting.

Sekitar tahun 1957, Dephan AS DoD (Departement of Defense) membentuk ARPA (Advanced Research Projects Agency) sebagai tanggapan atas peluncuran Sputnik Uni Soviet. Dalam hal ini, ARPA bertugas untuk meningkatkan kemampuan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam bidang militer. Pada pertengahan tahun 1960, saat puncak Perang Dingin, DoD ingin memiliki komando dan pengendalian jaringan untuk mempertahankan diri apabila terjadi perang nuklir. Jaringan telepon tradisional pada saat itu dianggap tidak aman, karena apabila terdapat satu jalur yang hilang, maka dapat mengakibatkan semua percakapan yang menggunakan jaringan dapat berhenti secara tiba-tiba. Setelah melalui riset dan eksperimen, kemudian diluncurkan sebuah jaringan eksperimen yang saling terhubung, yakni UCLA, UCSB, SRI dan UTAH University. Jaringan ini kemudian dinamakan ARPANET yang kemudian berhasil meliputi AS sejak tiga tahun dikembangkan. Pada tahun 1983, ARPANET telah memiliki jaringan yang besar dan sudah dapat dianggap suatu kesuksesan. ARPANET kemudian menyerahkan manajemen jaringan ke Defense Communication Agency (DCA) untuk menjalankannya sebagai jaringan operasional. Hal pertama yang dilakukan adalah memisahkan jaringan militer ke dalam subnet tersendiri. Seiring bertambah luasnya jaringan, host-pun semakin mahal. Karena itu DNS (Domain Naming System) dibentuk untuk mengorganisasi mesin ke dalam domain-domain tertentu dan memetakan nama-nama host ke dalam alamat-alamat IP. Pada tahun 1970-an sebuah jaringan baru dibangun yaitu NSFNET yang kemudian juga segera meraih sukses di AS. Negara-negara lain seperti Eropa juga tidak mau kalah dengan membangun jaringan-jaringan yang sebanding dengan NSFNET, misalnya Europanet. Jaringan-jaringan ini kemudian banyak terbentuk hingga pada tahun 1992 terbentuk Masyarakat Internet (Internet Society) yang bertujuan untuk mempromosikan internet.

Sebuah aplikasi baru yaitu World Wide Web (WWW) yang ditemukan oleh fisikawan CERN mengubah wajah internet dengan memungkinkan sebuah situs menyusun sejumlah halaman informasi yang dapat berisi teks, gambar, video maupun link yang terkait dengan link lainnya apabila di-klik. Setelah peluncuran ini, jumlah server WWW terus berkembang pesat hingga saat ini.

membaca-media-online-melalui-media-sosial-26-638-5b9c77f543322f6dc13eded9.jpg

Adanya WWW membuat proses penyebaran informasi semakin berkembang. Hal inilah yang kemudian berdampak pada kemunculan media online. Perkembangan media online pada awalnya dikembangkan di Barat saat surat kabar The Wall Street Journal menawarkan layanan kepada Compuserve dan informasi keuangan, bahwa ada ruang di mana pembayaran dapat dilakukan melalui internet. Beberapa surat kabar di Amerika Utara (1990-an) kemudian mulai menggunakan sistem internet sebagai bagian dari jurnalisme di World Wide Web.

Di Indonesia, kehadiran media online tidak lepas dari pengaruh politik. Internet menjadi alat komunikasi di kalangan mahasiswa dengan situs-situs yang diciptakan pada saat itu. Koneksi internet pertama kali di Indonesia digagas oleh Joseph Lukuhay dengan mengembangkannya di kampus. UI merupakan salah satu kampus yang mempelopori dengan kemunculan UINet. Perkembangan media online yang pertama kali yang muncul di Internet oleh Republika Online (www.republik.co.id) pada Agustus 1994. Kemudian disusul oleh Tempo.com dan media-media online lainnya. Tujuan dari adanya media online ini ialah agar berita yang ditulis cepat sampai kepada pembaca tanpa menunggu versi cetaknya.

Referensi :

http://journal.unipdu.ac.id

https://journal.unsika.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline