Lihat ke Halaman Asli

Evi Oktavia

the beginner

Kasus Kekerasan Seksual Bukan Hoaks

Diperbarui: 15 Oktober 2021   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sedih saat mengikuti tontonan acara Rosi di chanel Kompas TV Kamis malam (14/10/2021) yang mengangkat tema Potret Buram Kasus Kekerasan Seksual, apalagi saat mendengar Ibu Korban  yang melaporkan kejadian namun kemudian laporannya dinyatakan Hoax oleh pihak-pihak lain dan bahkan kasus nya dihentikan.

Bagi saya pribadi, mendengar cerita kekerasan seksual di media umum, langsung terbersit 'betapa berani nya' korban ataupun keluarga korban menyampaikan kejadian kekerasan seksual yang dialaminya. Karena kejadian tersebut sangat mengakibatkan kesedihan, trauma, goncangan hati dan psikis, yang pasti dialami seorang korban kekerasan seksual. Sangat tidaklah mudah untuk menceritakan bila tidak ada maksud tujuan yang sangat ingin diperoleh korban, yaitu keadilan dan pembelaan.

Hasil SPHPN (Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional) 2016 menunjukkan prevalensi kekerasan seksual yang dialami perempuan (umur 15-64 tahun) selama hidupnya oleh pelaku selain pasangan sebesar 23,7% (1 dari 4 perempuan). Angka tersebut bukanlah hoax, namun angka tersebut adalah hasil cerita-cerita dari para responden survey  yang dalam hidupnya pernah mengalami kekerasan seksual. Angka tersebut menginformasikan bahwa perempuan korban kekerasan seksual di Indonesia cukup tinggi.

Dibutuhkan keseriusan pemerintah dan kontrol sosial dalam menurunkan ataupun menghentikan kasus-kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak perempuan. Ini merupakan tindakan kejahatan yang mengakibatkan dampak buruk yang signifikan bagi kehidupan korban perempuan saat ini dan di masa depannya.   #StopKekerasanSeksualPadaPerempuandanAnakPerempuan

Penulis,

Evi Oktavia

Statistisi pada Direktorat Statistik Ketahanan Sosial

Badan Pusat Statistik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline