Hypodermic Needle Theory atau yang biasa disebut dengan teori jarum suntik merupakan suatu identitas dari jurnalisme sejak awal kelahirannya. Lalu seperti apa sih teori jarum suntik itu? Mari kita simak penjelasan berikut ini!
Di dalam teori jarum suntik media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi audiens. Hal ini diibaratkan dengan injeksi jarum suntik. Secara pasif para audiens akan menerima segala informasi yang disebarkan oleh media tanpa memilih maupun melakukan konfirmasi.
Seiring berkembangnya teknologi ke arah yang semakin maju, hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan dari jurnalisme. Nah seperti apa nih gambaran dari jurnalisme masa kini dan masa depan?
JURNALISME MASA KINI
Jurnalisme masa kini perlahan-lahan bergerak menuju kearah model horizontal. Dimana para audiens sudah menjadi audiens yang aktif dan tidak hanya menjadi pembaca berita saja namun sekaligus dapat menjadi pembuat berita (prosumer).
Selain itu, audiens juga mulai menggantikan posisi dari para wartawan dalam menjalankan kegiatan pers. Untuk mendapatkan suatu berita para audiens dapat mengakses dari sisi manapun hingga akhirnya dapat dipublikasikan melalui platform yang ia miliki (blogspot maupun media sosial).
Terdapat 4 gaya pemberitaan dari jurnalisme masa kini:
1. Jurnalisme Kolaborasi merupakan kerjasama yang terjalin diantara para jurnalis profesional maupun warga untuk memproduksi suatu berita.
2. Jurnalisme Opini merupakan jurnalisme dengan menggunakan sudut pandang maupun gaya penulisan subjektif. Contohnya kolom editorial dari suatu surat kabar.
3. Jurnalisme Sindikat merupakan produksi berita yang dilakukan dengan tujuan penyebaran berita atau bisa diperjual belikan oleh publisher media/distributor program berita tersebut