Lihat ke Halaman Asli

Taruli Basa

Auroraindonet.com

Gaji Buruh VS Gaji Guru

Diperbarui: 15 Mei 2024   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

May Day .... setiap tanggal 1 Mei  Indonesia memperingati hari buruh Nasional dan juga dijadikan sebagai Hari Libur Nasional. Hari Buruh diperingati untuk mengenang mereka para buruh yang telah berjuang untuk mendapatkan hak-haknya dimana pekerja buruh digaji dengan rendah dengan waktu jam kerja hingga sampai 16 jam dalam sehari. Karena hal tersebut buruhpun demo dan tidak terima dengan aturan perusahaan, pabrik dan industri yang mempekerjakan mereka seperti seorang budak. 

Setelah mereka berhasil mendapatkan hak-haknya pada bulan Mei maka dirayakanlah May Day sebagai hari Buruh Internasional dan kitapun turut merayakannya. Penggajian buruh di Indonesia saat ini sudah sesuai dengan UMR. UMR berdasarkan daerahnya masing-masing seperti Jakarta, Banten, Sumatera, Jawa, Bali dan daerah Timur beda-beda UMRnya. Setiap tahun gaji buruh naik sesuai dengan kenaikan UMR disetiap daerah. Gaji buruh di Jakarta, tentunya beda dengan di Jawa. 

UMR Jakarta pada tahun 2024 ini  sebesar Rp5.067.381. Gaji UMR ini sangat tinggi dibandingkan dengan daerah yang lain. Nominal ini bahkan lebih tinggi dari gaji guru. Gaji guru bervariasi di berbagai sekolah, bahkan hingga saat ini masih ada gaji guru yang tinggal di Jakarta dibawah UMR Jakarta. Guru sudah lulusan Sarjana, mempunyai pengalaman mengajar, mempunyai keahlian namun gajinya masih dibawah UMR Jakarta. Berbanding terbalik dengan gaji buruh kota Jakarta, kalau lembur mereka masih di gaji, bagaimana dengan guru jika lembur, dianggap sebagai pengorbanan dan pelayanan. Buruh jika lembur masih ada yang mendapatkan makan malam/snack/susu sementara guru kalau lembur tidak ada mendapatkan apa-apa, hanya ungkapan "moteng" modal "thank you".

Kadang jika melihat buruh yang mau demo untuk kenaikan gaji dan lain sebagainya, kita juga guru ingin demo, tapi demo kepada siapa? Jika memang sudah panggilan menjadi guru yah terima nasib saja, walau kadang ingin meronta. Jika anak di sekolah bermasalah yang lebih sering disalahkan adalah guru, jika anak kurang pintar, guru juga yang disalahkan tidak cakep dalam mendidik, banyak persoalan pendidikan yang menyalahkan guru, namun tidaklah semua juga dipandang dari sisi negatif. 

Sebagian masyarkat juga sangat menghargai keberadaan guru, bahkan tidak jarang mereka memberikan ucapan terima kasih kepada guru pada moment terpenting, seperti Natal, kenaikan kelas dan moment penting lainnya. Namun saat orangtua memberikan ungkapan terima kasih kepada guru tidak jarang juga ada masyarakat yang tidak setuju, buat apa diberikan kado, kan mereka juga sudah mendapatkan gaji. Kadang memang sedih juga mendengarkan beberapa pendapat bahwa guru itu tidak perlu diberi penghargaan mereka sudah kita bayar dengan memberikan uang sekolah. 

Semua yang disampaikan oleh masyarakat, sah-sah saja, bahkan gurupun tidak berharap untuk diberikan apa-apa walaupun pada moment spesial, namun ada namanya perwakilan orangtua di sekolah yang menginiasi gagasan tersebut sehingga muncullah ide untuk memberikan ungkapan terima kasih terhadap guru. 

Jadi jikapun ada orangtua murid yang memberikan ungkapan terima kasih kepada guru saat moment tertentu, mungkin kita tidak perlu komplain hingga mengupload ke sosial media, karena guru sendiri tidak pernah mengharapkan apa-apa, mereka hanya fokus dengan tugas pokok mereka mengajar dan mendidik  para siswa. Jikapun ada guru yang tidak memiliki etika standart keguruan mungkin perlu pembinaan ulang sebagai seorang guru dan dia gagal disebut sebagai guru.

dokpri

Guru mempunyai pekerjaan sampingan selain mengajar, hal itu sudah tidak menjadi rahasia lagi, sudah banyak guru yang mempunyai pekerjaan sampingan, selain sebagai guru privat,  penulis atau blogger, youtuber, kontent kreator, usaha, berdagang dan banyak lagi pekerjaan sampingan setelah mereka selesai mengajar. Apakah ada yang melarang? Tentu tidak, karena kehidupan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi apalagi sudah berkeluarga, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun apakah masih ada juga netizen yang komplain, tentu saja, apalagi jika gurunya dianggap kurang kompeten dalam mengajar menurut standart pribadi, berharap guru itu harus fokus dengan satu pekerjaan saja, fokus mengajar saja, tanpa tahu bahwa hidup ini juga butuh biaya yang tinggi. 

Jika ada guru yang melalaikan tugasnya sebagai seorang guru, karena pekerjaan sampingan, dapat ditegur melalui kepala sekolah atau yayasan, namun jika tupoksinya berjalan dengan baik di sekolah mengapa kita harus melarang guru untuk mempunyai pekerjaan sampingan, memang kita mau membiayai hidup guru yang juga mempunyai keluarga. Kehidupan menjadi seorang guru memang seperti artis, karena sering menjadi sorotan di sekolah oleh para orangtua murid, muridnya sendiri dan juga pihak yang terkait. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline