Lihat ke Halaman Asli

Taruli Basa

Auroraindonet.com

Apa Kabar Aglonema, Gelombang Cinta, dan Monstera Setelah Pandemi?

Diperbarui: 23 Februari 2024   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tanaman hias Aglonema Red Peacock.(Shutterstock/Tarom Koleng via Kompas.com)

Sejarah pandemi Covid-19 tahun 2020 adalah sejarah terbesar kematian pada abad ini. Virus Covid-19 menyebar di Indonesia sejak awal bulan Maret, setelah beberapa kematian melanda masyarakat Indonesia, dunia terasa mengerikan, mencekam dan khawatir akan hidup pun mulai terguncang. Tangisan dan air mata sering menjadi sapaan dari Rumah Sakit dan tetangga. 

Dalam beberapa hari tingkat kematian sudah melonjak tinggi. Kita semua dilarang keluar dari rumah. Diwajibkan untuk menggunakan masker, rajin minum vitamin, madu, jahe, telur dan segala asupan gizi kita usahakan untuk menjaga stamina tubuh, rajin cuci tangan, tidak boleh salaman atau bersentuhan.

Jika keluar, sampai di rumah harus bersih dulu di depan pintu sebelum masuk ke rumah, pakai hand sanitizer setiap kali menyentuh sesuatu, kondisi itu membuat kita semakin bersih sebersih-bersihnya. 

(Dokumentasi pribadi)

Kala itu hati hancur, banyak keluarga dan rekan-rekan yang meninggal, dunia mencekam, pekerjaan hilang, penghasilan tidak ada, banyak perusahaan dan pabrik yang tutup. 

Lowongan pekerjaan menipis, resto, tempat umum semua tutup kecuali rumah sakit dan bisnis farmasi yang masih berjalan. Untuk berobat ke rumah sakit pun pasien lama dilarang, karena banyak pasien covid yang belum tertangani. 

Masa kegelapan seolah-seolah dimulai dan tidak akan berakhir, dunia terasa gelap, harapan seolah-olah sirna, walau doa-doa terus disampaikan dengan iman yang berfluktuasi. 

Untuk bertemu dengan saudara, teman pun tidak diperbolehkan jika bukan hal yang sangat penting, pernikahan pun tanggal dan waktu yang sudah direncanakan sebelum pandemi batal dan harus ditunda karena virus Covid 19.

Laporan kematian dari Kementerian Kesehatan setiap hari di-update, berapa yang sudah terinfeksi dan berapa yang meninggal. Membuat hati setiap hari deg-degan mendengar bahwa si A, B, C sudah meninggal karena covid. 

Rintihan, kepedihan tidak kunjung berhenti selama dua tahun. Tetapi kekhawatiran masyarakat mulai sedikit reda ketika vaksin pertama sudah diluncurkan dan ketika seluruh masyarakat sudah divaksin mulailah masyarakat beraktivitas walaupun dibatasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline