Lihat ke Halaman Asli

Taruli Basa

Auroraindonet.com

Aku Merindu

Diperbarui: 1 Desember 2021   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Setiap hari sejak kepergianmu, seperti sulit bagiku untuk bergerak melangkah mama. Setiap yang aku pegang, teringat denganmu, setiap apa yang kumasak, kumakan, kulakukan, teringat akanmu, mama tiada hari tanpamu dalam hidupku. Saat saya belum tiba di rumah baik karena pertemuan pelayanan atau karena pekerjaan, handphoneku setiap jam sudah berdering, menanyakan, sudah dimana?, masih belum nyampa ma, kadang jawabku belum selesai rapatnya ma, macet ma, setiap jam hingga tiba dirumah, telponku selalu berdering tak henti, hingga kadang teman-temanku bertanya, siapa? Mama saya, jawabku. Enak ya kamu punya mama yang sangat peduli. Iya jawabku, mama saya setiap hari seperti itu, jika saya belum tiba di rumah jam tujuh malam paling lama. 

Sejak kecil, hingga dewasa, engkau selalu menemaniku, menjagaku, kelahiranku menjadikanmu bahagia, kelahiran setiap anak-anakmu membuatmu bahagia. 

Perjuanganmu terhadap kami anak-anakmu tidak pernah berhenti, bahkan hingga kepada pemilihan jodohpun engkau sangat andil dalam hidup kami mama. 

Mama engkau seorang yang demokratis, saat diberikan masukan oleh anak-anakmu, engkau menerima, saat mama memberikan kami nasehat kami juga mendengarkan dan imanmu kuat sekalipun badai menerpa dan telah puluhan tahun di tinggal papa. Engkau dapat memberikan kami pendidikan yang tinggi, kami sangat bersyukur terlahir dari rahimmu mama. 

Engkau telah meninggalkan kenangan manis disetiap hidup anak-anakmu. Ada banyak anak-anak keluarga yang tinggal di rumah kita saat itu untuk bersekolah, tetapi engkau menganggap mereka adalah anak kandungmu sendiri, engkau memperlakukan mereka sama dengan kami. Rumah kita, sebagai tempat perkumpulan dari keluarga mama dan bapak. 

Setelah kami dewasa, sendirianmu tinggal di kampung tetapi karena penyakitmu yang telah lima tahun engkau derita, dan selama itu juga engkau tinggal bersama kami anak-anakmu di kota metro. 

Kami anak-anakmu berusaha memberikan yang terbaik selama mama hidup, walaupun kami masih kurang banyak baiknya dan tidak sebanding dengan kebaikan mama dalam hidup kami. 

Ketika memutuskan untuk memilih pekerjaan freelance, aku berusaha untuk fokus menjagamu. Ada satu hal yang tidak dapat aku lupakan hingga saat ini, yang saya sesali karena ketidakpekaanku adalah pelukanmu yang terakhir. 

Dua minggu sebelum kami membawa mama ke RSCM, engkau telah memberikanku tanda bahwa engkau akan pergi, tetapi aku tidak peka mama, aku bodoh, aku kesal dengan dirku, saya kira karena engkau merasakan sakitnya karena penyakitmu, sampai engkau memelukku dengan berlinang air mata selama puluhan menit, dan saya menjawab mama, mama sudah ya, kalau sebentar lagi kita berobat, mama pasti sembuh, kataku. Tetapi mama terus diam tidak mengatakan apa-apa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline