Novel Jane Eyre karya Charlotte Bronte adalah salah satu karya sastra terkenal yang terbilang tak biasa. Tokoh utama pada novel tersebut adalah seorang perempuan dan memperlihatkan kehidupan dari kaca mata perempuan, khususnya kehidupan pada abad ke 19. Di novel ini menceritakan kehidupan Jane Eyre saat masih kecil hingga menjadi seorang perempuan dewasa.
Sudah pasti di setiap novel yang kita baca pasti ada satu atau dua karakter sebuah tokoh dapat jadi pembelajaran bagi kita. Novel Jane Eyre juga terdapat lebih dari satu konklusi yang bisa cocok pada kehidupan zaman sekarang.
Konklusi dari Jane Eyre
Selalu Menjadi Diri Sendiri
Jane Eyre dikenal tidak mudah mengekspresikan diri apa yang dia rasakan kepada semua orang. Dirinya cenderung sangat berhati-hati dalam bersikap. Orang-orang seperti keluarga Reed dan guru-guru di sekolah nya selalu perlakukan Jane Eyre tidak baik karena sifat nya. Meski begitu, dirinya tidak sulit menemukan teman. Dirinya berteman dengan Bessie, asisten rumah tangga di rumah keluarga Reed. Ada juga tokoh bernama Helen Burns yang menjadi teman nya sebelum akhirnya meninggal akibat penyakit demam. Tidak hanya mereka, kita melihat bahwa Jane Eyre akrab dengan Adele dan Mrs. Fairfax. Mr. Rochester pun terpikat akan perempuan ini setelah saling mengenal satu sama lain. Contoh-contoh ini adalah suatu bukti kalau menjadi diri sendiri beri manfaat tersendiri bagi hidup kita. Kita pasti menemukan satu atau beberapa orang ingin berkawan dengan kita.
Cinta Adalah Suatu Hal Yang Indah Untuk Hidup Kita
Perasaan cinta adalah sebuah perasaan yang sudah semestinya kita kenali sejak masih di masa kanak-kanak. Jane Eyre, sayangnya, tidak pernah merasakannya. Dirinya harus mengalami penyiksaan dari asuhan keluarga Reed yang selalu membencinya. Begitu juga di saat dia tinggal di sebuah sekolah yang berada di Gateshead Hall and Lowood Institution. Saat itu dirinya dikucilkan oleh para guru dan teman-teman sekelasnya. Dia baru mengenal cinta saat dia tinggal di Thornfield. Adele, Mrs Fairfax, dan Mr. Rochester tunjukkan rasa cinta kepada Jane Eyre dengan cara mereka sendiri.
Contoh-contoh barusan sedikit paparkan kalau cinta bukan sekadar sebuah kata benda dan tak ada dampaknya di dalam hidup kita. Namun ada yang tak boleh terlupakan, Jane Eyre juga memberi contoh kita harus mencintai diri kita. Contoh, dia tidak mau lama-lama bersedih dan memilih untuk pergi dari Thornfield setelah tahu Mr. Rochester ternyata sudah menikah (yang tidak mau diakuinya) dengan Bertha Antoniette Mason di Jamaika.
Bisa Hidup Mandiri Itu Harus!
Terlihat sangat jelas bagaimana Jane Eyre bertekad mampu hidup mandiri dengan bekerja sebagai seorang guru. Sifat mandiri ini dipupuk sejak dia berada di Gateshead Hall and Lowood Institution. Dirinya tidak ingin mudah bergantung pada orang lain. Dia mengusahakan sendiri agar dia bisa diterima bekerja di Thornfield Hall dan bisa mengajar di sebuah sekolah di desa ketika menetap bersama Mr. St, John.
Itulah beberapa konklusi yang bisa kita dapat dari Jane Eyre. Gak ada salahnya buat baca novel klasik ini kalau suka cerita seorang perempuan sekeren Jane Eyre.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H