Pada akhir bulan Juli yang lalu, sebuah momen bersejarah terjadi di Desa Rwonda, Biak, Papua, dengan dilangsungkannya peletakan batu pertama pembangunan gereja baru. Acara ini dipimpin oleh Pdt. Linus Burakho, seorang pendeta yang berasal dari Papua dan saat ini melayani sebagai gembala jemaat di GPIAI Efata Patimuan.
Kehadiran Pdt. Linus Burakho disambut dengan penuh sukacita oleh seluruh jemaat Desa Rwonda yang turut serta merayakan acara ini.Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Yayasan Sanggara Kamulyan Salatiga, Bapak Budi Wibowo, dan Ibu Irine Wibowo, yang juga mendapatkan sambutan hangat dari para jemaat.
Pujian Syukur
Di sepanjang perjalanan menuju lokasi, para jemaat menyanyikan puji-pujian sebagai ungkapan sukacita dan rasa syukur atas kehadiran para tamu dan pemimpin rohani mereka.
Peletakan batu pertama ini menandai dimulainya pembangunan gedung gereja baru di GPIAI Efata Cabang Biak, yang telah lama dinantikan oleh jemaat.
Perkembangan Jemaat
Pertumbuhan jumlah jemaat di wilayah ini semakin meningkat, sehingga dibutuhkan bangunan gereja yang lebih permanen dan memadai untuk menggantikan bangunan lama.
Hal ini menjadi jawaban atas doa-doa jemaat yang selama ini memohon agar mereka dapat memiliki fasilitas yang lebih baik untuk pembinaan rohani dan pertumbuhan iman.
Pentingnya Renovasi Tempat Ibadah
Tidak hanya di Biak, beberapa cabang GPIAI lainnya di berbagai daerah, seperti di Jawa, Kalimantan Barat, dan Nias, juga sedang mempersiapkan renovasi gedung gereja. Banyak dari bangunan-bangunan ini telah berusia puluhan tahun dan memerlukan perbaikan agar tetap layak digunakan untuk pelayanan.
Pembangunan dan renovasi gedung-gedung gereja ini merupakan bagian dari upaya GPIAI untuk terus mengemban misi pelayanannya sebagai gereja missioner yang menjangkau lebih banyak jiwa dan membawa dampak positif bagi komunitas sekitar.