Lihat ke Halaman Asli

Ironi Kota Santri

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berjalan mengikuti langkah kaki

Disetiap sudut kota yang kucintai

Kota santri yang tak lagi suci

Terselubung kabut politisasi

Kota ini dahulu sangat islami

Dimana kyai menjadi panutan kami

Namun kini apa yang terjadi

Mereka memilih menjadi kurcaci

Duhai panutan kami

Kemanakah kami akan pergi

Bertanya tentang sebuah arti

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline