Lihat ke Halaman Asli

Layanan Rehab Medik bagi Penyintas Kanker di Rumah Sakit Dharmais Jakarta

Diperbarui: 13 November 2022   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada 3 November lalu, suami saya menjalani tindakan operasi kanker rectum, yang di tangani langsung oleh tim kerja (timja) yang dikepalai oleh dokter spesialis bedah digestif Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Pasca operasi beliau kemudian  dipindahkan ke ruang HICU untuk melaksanakan observasi, selanjutnya setelah dinilai cukup stabil beliau kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap.

Setibanya di ruang rawat inap saya berinisiatif melakukan pengamatan terhadap kondisi fisik suami. Tampak perban memanjang secara vertikal dari mulai ulu hati sampai dengan perut bagian bawah serta adanya colostomy pada perut bagian kiri. Pada penderita kanker rectum, stoma (lubang di dinding perut) inilah yang akan menggantikan fungsi anus yang sudah ditutup akibat adanya invasi sel kanker.  Saya juga melihat pembengkakan pada kaki bagian kiri dari mulai pangkal paha sampai dengan telapak kaki. Jika dibandingkan diameter kaki kiri hampir 2 kali lipat ukurannya dari kaki kanan.  Dari hasil pemeriksaan USG yang dilakukan tim dokter spesialis radioligi nampak pembengkakan pembuluh darah Vena akibat adanya penyumbatan aliran darah. Hal ini mengakibatkan pasien sulit menggerakan anggota tubuh yang mengalami pembengkakan. Sebagai upaya pengobatan saat itu dokter spesialis penyakit dalam merekomendasikan pemberian obat pengencer darah berupa heparin injection dengan dosis 4 ml dan kemudian dinaikan 10 ml menggunakan bantuan alat khusus dan dimasukan bersamaan dengan cairan infus.

Sebagai orang awam yang kurang faham mengenai dunia kesehatan, saya berusaha sesering mungkin bertanya pada saat dokter melakukan visit di ruang rawat inap. Hal yang saya tanyakan adalah prosedur penanganan pasien pasca operasi. Khusus pada kasus suami saya yaitu mengenai upaya penanganan pembengkakan kaki dan gangguan psikis seperti kecemasan berlebihan dan kondisi sulit tidur. Dari hasil konsultasi dengan timja dokter visit kami direkomendasikan untuk mendapatkan layanan rehab medik. Hal ini merupakan suatu pengalaman yang baru bagi kami. Tepat pada keesokan harinya kami mendapatkan kunjungan dari Dokter Leni sebagai dokter spesialis rehab medik. Beliau melakukan pemeriksaan dan medengarkan keluhan kami dengan ramah. Saat itu kami diberi terapi  latihan gerak sederhana dan pada layanan selanjutnya akan ada fisioterapis yang datang untuk mengunjungi kami untuk melakukan sesi latihan pemulihan secara rutin selama berada di ruang rawat inap. Kami juga mendapatkan layanan psikiatri dari seorang rohaniawan yang memberikan penguatan psikis. Saya sebagai pendamping pasien diminta mengisi formulir berisi asesmen yang kemudian saya tandatangani. Rohaniawan yang kami panggil ustad tersebut menyampaikan beberapa penguatan secara mental mengenai bagaimana hendaknya pasien dan keluarganya ikhlas dan sabar dalam menerima cobaan, sekaligus terus melakukan ikhtiar. Selanjutnya kami melakukan doa bersama memohon kesembuhan kepada Allah SWT.

Secara umum layanan rehab medik di rumah sakit kanker Dharmais diberikan baik kepada pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan, pasien umum, asuransi maupun BPJS. Saran saya jika anda berobat ke rumah sakit manapun carilah informasi sebanyak mungkin baik dengan cara bertanya pada saat sesi konsultasi dokter, mencari referensi dari internet maupun dari testimoni sesama pasien mengenai hak dan kewajiban kita. Dengan mendapatkan informasi yang cukup kita dapat mengupayakan upaya penyembuhan secara maksimal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline