Suatu seketika ketika ku berjalan, kulihat kakiku bergerak sesuai yang kupikirkan. Pikiran ku membuat ku melangkah jauh bahkan bisa membuat ku menghilang. Menghilang ketika semua orang tak perduli dengan langkahku. Manusia berjalan dengan kaki, yang mana jumlah kaki manusia ada 2 yaitu kaki kiri dan kanan. Bayangkan jika hanya kaki kiri yang berjalan pasti berat untuk berjalan.
Tetapi kalau kita berjalan dengan dua kaki rintangan apapun bisa kita hadapi walaupun disetiap perjalanan pasti ada kaki yang mengeluh karena salah satunya cedera. Ini menjelaskan bahwa kita tidak bisa semena-mena dengan kaki kiri saja ataupun kaki kanan karena jika salah satu terjatuh pasti yang satu akan menolong. Semua terjadi karena kaki itu di kuasai oleh pikiran kita tentunya pikiran yang sebagaimana mestinya kita lakukan.
Kota tanpa kaki terkesan hal yang aneh. Tetapi hal ini cukup menarik untuk diperbincangkan. Untuk membahas masalah ini mari kita simak dengan baik cerita pendek ini. Arghhhhhhhhhhh, kenapa aku tidak kuat lagi teriak suatu kota. dia berkonsultasi dengan kota lain di sampingnya. Hei kau kota yang makmur semua ada padamu kenapa kamu berteriak seperti kamu tak diperhatikan. Kota itu pun merespon tetangganya itu aku tak sanggup lagi berjalan karena aku hanya bisa diduduki saja oleh pendudukku yang makin banyak.
Kulihat dimana mana mereka hanya tertawa melihat aku yang makin hari makin tua. Tetangganya pun merespon, hei kamu bukannya kau kota dengan pendapatan yang cukup baik mengapa engkau berbicara seperti itu. Kota pun akhirnya menjawab, oh iya yah kenapa aku bisa berteriak seperti ini ya padahal kotaku memiliki infrastruktur yang mumpuni, semua pusat pemerintahan aku punya, kalo kenapa kenapa pasti dibawa kepadaku, tetapi mengapa aku menangis seperti ini ya?
Coba kupikir dulu, oh iya aku lupa ternyata aku selalu duduk dan bermalas-malasan karena aku selalu diberi uang-uang yang seharusnya tak kumiliki. Ini mungkin penyebab ku menjadi pusing seperti ini. Tunggu tapi kok kalo aku lihat kebawah aku gak punya kaki ya, sedangkan kota lain memiliki kaki, oh iya aku juga lupa bahwa aku sudah lumpuh sejak beberapa bulan lalu yang menyebabkan kakiku seperti tak dapat berjalan, sehingga kakiku tak dapat berjalan dan akhirnya kakiku pun tak mau bersama ku lagi.
Eitts sebentar aku kan kota pasti ada yang menggerakan mengapa aku kehilangan kakiku yang seharusnya kaki itu kupakai untuk melangkah maju kedepan. Hmmm jangan bukan hanya kakiku, munkin tangan dan kuping bahkan hatiku pun bermasalah. Hmm berarti solusinya kutanyakan kepada yang menggerakan ku saja karena dia yang memiliki pikiran terhadap perkembanganku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H