Lihat ke Halaman Asli

Gara-gara UTS

Diperbarui: 28 Oktober 2016   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Gorbe aku tinggal bersama orang tua dan saudaraku di sebuah daerah di dunia ini. Aku 4 bersaudara dan aku adalah anak ke 4 keseharianku sama seperti remaja umur 18 tahun yang umumnya sedang menempuh pendidikan tingkat universitas. Itulah sekilas seputar diriku.

Aku Gorbe ingin berbagi kisah. Jadi pada suatu hari aku pergi ke suatu tempat dimana kalian mungkin tidak dapat datang kesana. Tempatnya sangat gelap disana seperti hutan belantara yang hanya mengeluarkan suara binatang yang spesiesnyapun masih samar di mata saya. Di hutan itu ada sebuah sinar menyala yang selalu memanggil saya, tetapi karena saya senang dengan tantangan saya pu memberanikan diri untuk mendatangi sinar itu. Perlahan aku berjalan melewati hutan itu untuk menggapai sinar itu.

Dalam perjalanan aku menemukan papan yang bertuliskan 1/7 jalan menuju sinar dan ternyata aku melewati 1/7 jalan itu dengan baik, tetapi setelah itu aku mendapat sesuatu yang menghentikan perjalananku, akupun muali goyah karena walaupun saya terus berjalan melewati hutan itu tetapi aku hanya bolak balik di tempat itu saja. Tak sengaja, kuinjak hewan mirip tikus yang akhirnya mengeluarkan darah, seramnya darahnya yang terpercik membuat pola yang menjadi sebuah kalimat yang bertuliskan berjalanlah naik ke atas dan mulailah perjalan jam 1 siang. Akupun ikuti pesan itu dan ternyata benar aku bisa menaiki gunung itu yang ternyata untuk mencapai gunung itu ada sebuah pagar tak terlihat yang membuatku selalu kembali ke tempat awal dan gerbang itu baru terbuka jam 1 siang selama 15 menit. 2/7 jalan pun dapt kutempuh.

Aku berjalan terus untuk mencapai 3/7 jalan, tetapi apadaya perutku sudah bernyanyi dan aku memutuskan untuk berbelok untuk mencari perbekalan. Setelah beberapa langkah aku menemukan sebuah gubuk yang mengeluarkan bau makanan. Akupun menghampiri dan di depan pintunya ada tulisan, ''kau boleh masuk ke rumah ini jika kau berkenan menunggu pemilik rumah ini kembali". Setelah beberapa menit dari kejauhan kulihat beberapa orang berjalan tetapi mereka semua pendek. Ternyata setelah kulihat itu segerombolan kurcaci. Akupun bebrbicara kepada seorang kurcaci,"kurcaci aku butuh perbekalan, bisakah izinkan aku masuk ke rumahmu yang dari dalam tercium bau makanan?". Kurcaci menjawab, "bisa asalkan kau mau membantu memanage pekerjaan kami karena setiap kami bekerja selalu berantakan". Akhirnya aku terima tantangan itu dan dan akhirnya aku bisa memanage mereka untuk melakukan tujuan mereka. Aku dapat pembekalan dan makan di dalam rumah kurcaci itu. Aku kembali ke jalan tadi dan akhirnya sampai di 3/7 jalan.

Jalan yang kutuempuh makin sulit. Untuk menuju 4/7 jalan aku harus bisa menghitung sebaik mungkin apa yang sudah terjadi selama perjalanan sebelumnya. Tertulis untuk mencapai 4/7 jalan kamu harus tepat menghitung berapa jarak yang kau tempuh dan perbekalan apa yang sudah kamu habiskan sampai disini. Akupun memulai dari perbekalan dan hasilku tepat pintu gerbang pun terbuka kemudian aku ingin melewati gerbang kedua, jarak yang kuhitung ternyata hanya bisa membuka 5/7 pintu saja dan akhirnya aku berusaha merayap melewati pintu itu dan akhirnya berhasil walaupun badan ku terasa sakit karena adanya rumput berduri. Akhirnya aku sampai di 4/7 jalan 

Setelah bersusah payah melewati 4/7 jalan, di jalan menempuh 5/7 jalan aku sedikit lega karena aku bisa melewati tantangan ini dengan baik karena tantanganya hanya untuk menghafal apa saja yang dapat dijual dan dimanfaatkan dari hasil hutan ini. 5/7 jalan pun sampai.

Berbeda dengan menempuh 5/7 jalan aku mendapat kesulitan untuk sampai di 6/7 jalan, kutemukan sebuah sungai. Aku disulitkan karena ada tulisan di sebuah pohon jika kamu ingin menyeberangi sungai ini kamu harus bisa menggambar dengan baik grafik biaya yang diperlukan untuk membuat jembatan yang paling hemat. Akupun memakai hasil menghafal di 5/7 jalan, lalu ku grafikan dan ku gambar di sebuah daun menggunakan getah pohon lalu kulempar ke dalam sungai itu dan akhirnya ada jembatan yang terbentuk dari dalam sungai itu. Akupun melewati sungai itu dan akhirnya aku sampai di 6/7 jalan.

Untuk 7/7 jalan akhirnya aku menemukan sebuah istana raksasa yang bersinar yang mungkin inilah sinar yang memanggilku itu. Akupun berlari menuju istana itu, tetapi tiba-tiba ada raksasa yang menghalangiku dan dia berkata, "untuk masuk istana kau harus jawab pertanyaan ku". Dia bertanya tentang perhitungan matematika akupun bisa menjawabnya dengan baik dan akhirnya aku dapat memegang pintu istana itu.

Pintu istana itu kubuka dan kulirik di dalamnya sangat bersinar yang membuat mataku tak bisa melihat apapun. Akupun berteriak dan tiba-tiba aku tidak di tempat itu lagi. Ternyata aku bermimpi. Dan hari itu tepat dimana aku baru menyelesaiakan UTS ku. HEHEHEHEHE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline