Lihat ke Halaman Asli

Inti dari Kehidupan

Diperbarui: 4 Oktober 2016   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup itu bagaikan bintang di langit. Mengapa saya bilang seperti itu, karena jika kita lihat bintang dari bumi bentuknya kecil dan bersinar sangat minim, tetapi jika kita pergi keluar bumi untuk melihat bintang itu ternyata bintang itu besarnya bukan main bahkan terangnya melebihi lampu paling terang di Bumi. Hidup terkadang sulit untuk dilewati karena tidak adanya keinginan kita untuk mencari tahu seberapa indah hidup kita. Kita terkadang hanya pasrah pada suatu tempat dan terkadang kita hanya mengeluh, hingga pada akhirnya kesempatan itu hanya terbuang begitu saja.

Hidup itu juga bagaikan manusia yang hidup dan berkembang dimana adanya perbedaan cara tetapi intinya satu yaitu tumbuh dan berkembang. Perumpaan ini misalnya, di dalam dunia ada kejahatan dan ada kebaikan. Tetapi sebenarnya cuman satu yaitu kejahatan. Orang jahat adalah orang baik yang tidak bersyukur sedangkan orang baik adalah orang jahat yang bersyukur. Jadi bersyukurlah hai para orang baik karena kalian sebenarnya berasal dari orang jahat juga, karena itu sebenarnya dunia ini hanya berisi orang jahat saja. Oleh karena itu Tuhan itu ada untuk orang jahat yang bersyukur. Bersyukur dalam hal ini tidak rakus harta. Jahat dalam hal ini kita sebagai manusia berdosa.

Akhir dari semua ini adalah sebuah pilihan. Pertama jika kita berusaha dan mau berubah (seperti orang jahat yang bersyukur) kita bisa memaknai bahwa hidup ini berisi sebuah keindahan. Kedua jika kita pasrah (tidak mau berusaha ) dan mau berubah (seperti orang baik yang tidak bersyukur) akhirnya yang tadinya kita baik akhirnya tidak bersyukur dan akhirnya hidup ini dimaknai sebagai keburukan. Jawaban untuk sebuah kehidupan ada di tangan anda. Konsisten lah pada suatu pilihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline