Lihat ke Halaman Asli

Gordi SX

TERVERIFIKASI

Pellegrinaggio

Pesan "Urbi et Orbi" dari Paus Fransiskus di Hari Natal 2016

Diperbarui: 26 Desember 2016   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Basilika Santo Petrus, Vatikan, FOTO: lastampa.it

Setiap perayaan Natal, Paus di Roma menyampaikan pesan khusus. Pesan itu dikenal sebagai pesan “Urbi et Orbi”, pesan untuk Kota (Roma) dan Dunia. Tahun ini, pesan Paus Fransiskus amat aktual dengan situasi dunia saat ini.

Dalam pesannya yang dibacakan siang tadi, 25 Desember sekitar pukul 12 waktu Roma, Paus menyampaikan pesan khusus untuk dunia. Pesan tahun ini bertemakan damai. Jangan heran jika setiap penekanan yang ia berikan, kata ‘pace’ alias peace atau damai selalu menjadi kata kunci.

Pesan damai ini bersumber dari bacaan pada Misa Natal yang berbunyi: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang tinggi, dan damai bagi seluruh umat manusia di bumi yang Allah cintai. Allah kita—kata Paus Fransiskus—ingin melanjutkan pesan ini kepada kita saat ini. Pesan itu mau menyapa setiap orang terutama mereka yang berada dalam situasi sulit dan mereka yang punya kemauan besar untuk hidup dalam damai.

Dengan kata ini, pesan Paus kiranya bukan saja ditunjukkan pada warga Kota Roma (Urbi) tetapi juga untuk Dunia (Orbi). Warga Roma kiranya membutuhkan suasana damai. Akhir-akhir ini, kota ini sering menjadi bahan perbincangan di antara warganya. Wali kota Roma Virginia Ragi selalu menjadi bahan perbincangan di antara politisi yang berseberangan dengannya. Itulah sebabnya, pesan damai ini kiranya pas untuk warga Roma.

Dari Roma, Paus melanjutkan pesan ini untuk dunia. Ia memohon perdamaian bagi setiap manusia di beberapa kota dan negara di dunia ini. Dari Afrika, Asia, Amerika Latin, dan juga Eropa. Beberapa di antara kota dan negara yang Paus sebut misalnya Aleppo-Siria, kawasan Terra Santa alias tanah suci di Israel, Palestina, Iraq, Libia, Yemen, beberapa negara di Afrika terutama Nigeria, Sudah Selatan, Republik Demokratik Kongo, lalu di Ukraina, Venezuela, dan di Asia ada Myanmar.

Paus FRansiskus hari ini 25 Desember FOTO: l'Osservatore Romano

Damai ini juga—menurut pesan Paus—mesti dimiliki oleh laki-laki dan perempuan yang berusaha mencari kedamaian, oleh anak-anak yang tidak hidup dalam damai entah karena perang atau kehilangan orang tua, oleh mereka yang sedang mencari kehidupan yang layak, dan sebagainya. Jadi, damai itu bukan menjadi milik kaum tertentu. Damai itu—sebagaimana dari awalnya—mesti menjangkaui seluruh umat manusia.

Di Eropa, pesan damai ini amat relevan. Banyak warga Eropa hari-hari ini mengalami ketakutan berat. Secara psikologis, warga Eropa amat takut. bukan saja warga asli tetapi juga kelompok pendatang yang saat ini tinggal atau sekadar menginap sebentar di Eropa.

Ketakutan itu terutama bersumber dari berbagai kasus bom akhir-akhir ini. Jerman, Prancis, Belgia adalah tiga negara yang menjadi korban dari kasus bom itu. Tetapi, ketakutan di 3 negara ini juga menyebar ke negara Eropa lainnya. Lihatlah kasus bom terakhir di Jerman yang membuat sebagian besar warga Eropa ketakutan.

Ketakutan ini bertambah karena ledakan bom yang terjadi di Berlin, Jerman pada 19 Desember yang lalu. Ketakutan yang paling besar sekaligus yang menyebabkan kesedihan mendalam adalah yang dialami oleh keluarga dari 12 korban meninggal dan 56 korban yang luka. Para korban ini berasal dari berbagai negara di Eropa, AS, dan juga dari Israel dan Libanon. Betapa berat penderitaan mereka. Ketakutan boleh jadi akan bertambah panjang dan lama.

ketakutan ini bersumber dari il killer Anis Amri (24 tahun) asal Tunisia. Anis boleh jadi sama sekali tidak takut tetapi malah dialah pencipta ketakutan bagi warga lainnya. Dia yang diindikasi sebagai bergama Muslim Tunisia itu justru membuat warga Muslim Eropa yang hidupnya tenang dan damai menjadi kacau. Perlakuan Amri mau tak mau melukai keharmonisan dan mencoreng nama baik komunitas warga Muslim Eropa.

Amri memang beroperasi hampir seolah-olah ingin menguasai Eropa. Dalam riwayatnya, Amri hidup di beberapa tempat di Eropa. Di Italia, dia beberapa kali mendekam di penjara dan tinggal di beberapa kota seperti di Catania, Agrigento, Palermo, Italia pada tahun 2011-2015.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline