Lihat ke Halaman Asli

Gordi SX

TERVERIFIKASI

Pellegrinaggio

Menikmati Kemolekan Mantova, Ibu Kota Kebudayaan Italia 2016

Diperbarui: 16 Juli 2016   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

halaman palazzo T yang luas itu, kami harus berlari saat hujan mengguyur tiba-tiba


Setiap tahun, pemerintah Italia memilih satu kota untuk menjadi ibu kota kebudayaan. Tahun lalu, 2015, ibu kota itu disandang oleh kota Ravenna, salah satu kota seni di Italia Utara. Tahun 2016, ibu kota ini berpindah ke kota Mantova, atau Mantua dalam literatur berbahasa Inggris.

Mantova sebagai The Italian Capital of Cultures tidak mau berhenti di level nasional. Mantova juga rupanya terus melejit ke tingkat yang lebih besar lagi. Dengan nominasi ini saja, Mantova sebenarnya menjadi terkenal di seluruh Italia. Namun, Mantova bak gadis remaja yang ingin terus merasa lebih. Mantova ingin meraih predikat di level Eropa. Dan level ini pun diraih. Mantova bersama beberapa kota di Regione Lombardia (Bergamo, Brescia, dan Cremona) akan menjadi The European Capital of Gastronomy pada tahun 2017.

Dengan predikat ini, Mantova akan menjadi terkenal lagi. Baik kiranya jika ditelisik sejauh mana Mantova menjadi terkenal dan apa yang membuatnya menjadi terkenal. Atau kalau mau lebih dalam lagi, mengapa dia menjadi ibu kota kebudayaan Italia di tahun 2016.

Pemilihan ibu kota kebudayaan ini memang menjadi komitmen pemerintah Italia. Setiap tahun ada 1 kota yang menjadi ibu kota kebudayaan. Tentu saja penilaian ini muncul dari tim yang dibentuk oleh pemerintah. Berbagai kriteria dibentuk, lalu berbagai penilaian dibuat oleh tim, sehingga akhirnya pemerintah menetapkan ibu kotanya.

Penilaian ini muncul dari berbagai sisi. Bisa saja karena kotanya belum maju secara budaya dan wisata. Bisa juga karena saking majunya tetapi pengunjungnya menurun. Juga alasan lainnya. Singkatnya, selalu ada alasan di balik pemilihan ini. Jadi, bukan karena kota Mantova mundur dari segi budaya, bukan juga karena terlalu maju, bukan dan bukan. Mantova dipilih karena berbagai pertimbangan tim pemilih.

ujung yang lainnya

Pemilihan seperti ini memang bagus. Pemerintah ikut serta mengajak masyarakat untuk memerhatikan budaya sekaligus wisata. Boleh dibilang, pemerintahlah ujung tombak promosi budaya dan wisata itu. Tak satu kota pun merasa dirinya di depan atau di belakang untuk menjadi nominal ibu kota kebudayaan. Semua kota dipandang sepadan karena pemerintah daerah dan rakyatnya giat memperbaiki keadaan kota mereka. Jadi, rakyat yang memulai dan pemerintah yang memberi semangat.

Kota kecil dan besar sama-sama menuju ke arah yang lebih baik. Tentu saja di sini perlu perjuangan besar dari warga dan pemerintahnya. Kota besar seperti Roma misalnya tidak bisa disandingkan dengan Mantova yang kecil itu. Pemerintah daerah dan rakyat pun tahu kelemahan dan kelebihan kota mereka. Bersama pemerintah, mereka diajak untuk melihat, menemukan, mempelajari, dan memperbaiki berbagai persoalan di kota mereka. Maka, cinta akan kota itu memang tumbuh setelah bahu membahu membangun kota.

dari salah satu pendopo gedung palazzo T

Tim pemilih ibu kota kebudayaan Italia tentu saja paham betul akan usaha pemerintah daerah dan warga ini. Maka, tim memang sebaiknya tidak berasal dari pemerintah daerah. Tim dengan kata lain harus independen. Kesan nepotismo pun dibuang jauh. Masyarakat kiranya puas dengan keputusan akhir dari tim. Inilah yang unik di Italia. Begitu keputusan tim diumumkan, ucapan selamat langsung datang dari berbagai kota. Tidak ada usaha menggugat apalagi protes ke tim agar mengubah keputusannya. Maka, setelah pemilihan itu, ibu kota terpilih akan terus bersolek demi mewujudkan predikat menjadi ibu kota. Kota lain terus mendukung dengan memperbaiki kota mereka.

Kota Mantova adalah kota kecil. Dia bukan selevel dengan Napoli yang ibu kota Provinsi Campania di Italia selatan itu. Mantova hanya setingkat kabupaten seperti kota Bogor atau kota Labuan Bajo di Indonesia. Meski seperti kota Bogor dan Labuan Bajo, kota Mantova tidak kalah elit dari segi budaya dengan kota Napoli.

Kota Mantova hanya berpenduduk 48.671 pada tahun 2016. Penduduk yang sedikit ini memungkinkan kota ini untuk terus bersolek ria. Warganya dilatih untuk mengurus kota mereka secara mandiri. Tidak perlu ada perintah dari pemerintah pusat. Warga Mantova memang sudah turun temurun menjadi warga kaum bangsawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline