Lihat ke Halaman Asli

Apapun Hasil SNMPTN-nya, Pasti Ada Hikmahnya!

Diperbarui: 21 Maret 2021   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pengumuman SNMPTN tinggal menghitung waktu saja. Sejak tulisan ini ditulis, sudah kurang dari 24 jam sisa waktu menuju pengumuman. Saat-saat seperti ini bisa dibilang adalah waktu dimana hampir seluruh siswa/i SMA keringat dingin, gak tenang, gelisah, gabisa tidur, sampe-sampe kek stress sendiri gitu. 

Gimana enggak coba, semua pasti berharap supaya bisa keterima. Walaupun katanya sih 'SNMPTN mah cuma bonus', tetap saja pasti dalam benak pikiran ada lah rasa kepengen buat lolos SNMPTN, kayak 'Udahlah perjuanganku cukup sampe SNMPTN aja' atau 'Pengen SNM aja, belom siap kalo harus SBM' dan lain lain lah pastinya.

Saya sendiri juga saat SMA dulu kebagian jatah buat ikut daftar SNMPTN, tepatnya saat tahun 2018, jadi cukup paham kok rasanya nungguin pengumuman SNM kayak gimana. 

Dari mulai gak fokus pas ikut kelas pemantapan SBMPTN, kepala isinya cuma "Ini harus jadi hari terakhir aku ikut kelas pemantapan ini", terus juga berusaha menutupi kegelisahan dengan bilang "Punya aku hijau kok, liat aja nanti" --Kalo jamanku dulu semisal keterima SNM, warna di halaman pengumumannya jadi ijo pas di cek-- semisal ditanya yakin gak keterima, sampai ke tahap "Mah kalo aku nanti gak keterima SNM, gapapa ya" saking udah pasrah, legowo menyerahkan apapun hasilnya nanti yang keluar kayak apa.

Tapi in the end of the day, ini adalah seleksi, pasti akan ada yang diterima dan ada juga yang tidak. Tidak mungkin semua pembaca saya disini akan mendapatkan 'golden ticket' itu. Buat adik-adik saya yang emang rezekinya keterima, selamat! 

Tapi euforia itu bisa yaa tahan dulu sedikit, dirayakan secukupnya saya. Masih ada temanmu yang belum keterima. Berilah dukungan meski itu dengan diam, karena saking sensitifnya teman-teman, kata "Semangat ya, aku yakin kamu pasti bisa" bisa jadi kesan negatif kayak "Iya kamu kan udah punya PTN, enak bisa ngomong gitu" atau "Kamu mana ngerti, kamu kan SNM". Jadi ya lebih baik jangan diganggu dulu kalo memang segitu sensitifnya. 

Mending kalian isi waktu kosong kalian dengan hal yang produktif dan positif gitu kayak jalanin hobi yang terbengkalai karena fokus persiapan SBM, atau pelajari skill baru gitu, explore dunia yang belum pernah kamu sentuh sebelumnya. Atau sekedar bantuin mama di rumah pun juga bisa banget. Toh juga mau main keluar masih ada pandemi terus mau ngajak siapa juga? kan teman-temanmu semua pada masih fokus intensif SBMPTN. Mending kamu ikutan belajar juga, itung-itung persiapan kuliah nanti.

Terus buat yang belum rezekinya, jangan patah semangat. Kecewa dan sedih itu biasa dan normal, tapi jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan itu. Jangan jadi pada musuhin teman kalian yang dapet SNM sebagai alasan kegagalan kalian. Jangan juga merasa kalian ini bodoh atau lebih rendah karena enggak keterima. 

Coba deh berpikiran yang lebih positif. Kalau emang pilihan SNM-nya kemarin itu bukan jurusan atau kampus yang kalian inginkan karena kelempar dari ranking parallelnya, bisa jadi ini kesempatan kedua buat kalian memperjuangkan apa yang kalian inginkan. Buat yang kemarin masih ragu sama pilihannya, ini juga bisa jadi kesempatan buat memperkuat keyakinan. Kalo belum nemu passionnya dimana, siapa tau nanti ketemu. 

Persiapan SBMPTN ini anggap saja kayak belajar buat kuliah nanti. Kalo dari pengalaman saya sih tahun pertama kan masih belajar mata kuliah bersama kaya Matematika, Fisika, Kimia, dan malah teman-teman saya yang dulu masuknya SBM terlihat lebih siap dibandingkan teman-teman yang SNM terus gak ngapa-ngapain selama jeda kosongnya itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline