Sejak tahun 1950 an, kita diajari hindari lemak jenuh. Mengasup lemak jenuh maka akan menyumbat pembuluh darah jantung. Maka akan sangat masuk akal bila negara pengasup lemak jenuh terbanyak, tentunya kematian karena sakit jantung juga tinggi. Tetapi ternyata salah besar. Lihat grafik ini yang aku ambil dari tulisan Sally Fallon Morell, President The Weston A. Price Foundation, Washington, DC. Dari grafik kelihatan bahwa "7 negara pengasup lemak jenuh rendah" ternyata tingkat kematian karena sakit jantung lebih tinggi daripada "7 negara pengasup lemak jenuh tinggi". Sungguh diluar dugaan. Dibawah ini adalah 7 negara pengasup Saturated fatty Acid (SAFA) tertinggi
Adakah yang bisa menjelaskan.? Yang bisa aku jelaskan sementara ini adalah "teori lemak jenuh menyumbat pembuluh darah adalah keliru." Apalagi kalau kita baca tulisan Ronald Krauss "......there is no significant evidence for concluding that dietary saturated fat is associated with an increased risk of CHD or CVD......... tak ada bukti signifikan untuk menuduh asupan lemak jenuh mengakibatkan penyakit jantung dan stroke" Krauss adalah mantan petinggi American Heart Association yang pernah menulis pedoman nutrisi bagi organisasi ini.