Pada hari Rabu 14 April 2021 lalu, umat Hindu di berbagai daerah di Indonesia tengah merayakan Hari Raya Galungan. Namun pada Hari Raya Galungan tahun ini dan tahun kemarin sedikit berbeda, karena adanya pademi virus covid-19 ini.
Dari bahasa Jawa Kuno, Galungan sendiri memiliki arti 'menang'. Galungan sendiri memberikan pemahaman bahwa niat dan usaha yang baik selalu akan menang dibandingkan dengan niat dan usaha yang buruk. Dengan Hari Raya Galungan ini, umat manusia disadarkan agar berbakti dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan yang Maha Esa melalui Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga bisa menjalankan kehidupannya dengan lebih baik lagi.
Dengan adanya pandemi covid-19 ini, sembahyang di Pura Jagadnata Yogyakarta tetap melalukan protokol kesehatan (Prokes), yang biasanya ramai kini harus secara bergantian dan dibatasi umat yang ingin masuk kedalam Pura untuk berdoa.
"Sembahyang kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena adanya pademi virus corona, kami sebagai umat yang ingin masuk dan sembahyang di dalam dibatasi kurang lebih 25 orang dan dibagi per kloter agar tidak terlalu penuh di dalam Pura", ujar umat yang ingin berdoa Wayan Yoga pada Rabu, 14 April 2021.
Hari Raya Galungan diperingati sebgai hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan). Galungan dirayakan oleh umat Hindu sertiap 6 bulan atau 210 hari. Menggunakan perhitungan kalender Bali, Yaitu pada hari Buddha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Wuku Dungulan).
Hari Galungan adalah momen untuk memperingati terciptanya alam semesta. Sebagai ucapan syukur, umat Hindu melakukan dan memberi persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara. Di hari yang suci ini, biasanya masyarakat Hindu yang merayakan Galungan akan menggunakan pakaian adat yang didominasi dengan warna putih sambil membawa sesaji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H