Lihat ke Halaman Asli

Rasull abidin

Sekelumit tentang kita

Kukubur Seri Cahayamu

Diperbarui: 14 Juni 2019   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by. Wordpress.com

(dinda), 
bila kududuk diatas dek ini,
Menghimpun langkah untuk menjumpa
meski goyah kaki-kakiku
lantaran cuaca,
tiap malam kudekap kegelapan,
tak pernah memudarkan seri wajahmu,

dan mengapa ?
dijendela, kuselipkan pena jingga
tiap bulan memerah,
Kukirimkan engkau selaksa puisi lewat angin
Dan puisi itu kini menjelma taburan gemintang
memancarkan pesan pesan warna,
tapi ia enggan kembali...  

Bergulat dengan rindu,
tidaklah sederhana
mekar bunga menjadi sia-sia
pelangi kusam,
sajak - sajak tergeletak berdebu
angkasa,
tak semarak lagi...
Dan camar-camar enggan bernyanyi

apakah essay ini belum usai ?
kesekian malam ini,
cahayamu berkilauan diluas samudera
Aku terperangah,
seresah nelayan bergulat dengan bimbang
Kubuang pena itu,
Biarlah kukubur sendiri,
Seri wajahmu dalam Samudera biru...

Surabaya, 14 June 2019
Rasull abidin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline