Lihat ke Halaman Asli

Rasull abidin

Sekelumit tentang kita

Puisi | Peluh-peluh

Diperbarui: 26 November 2017   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by. Telegrap

Angin kering dari bukit turun ke lembah,

Membawa bau peluh petani ke kota,

Masuk cerobong-cerobong pabrik

Hinggap pada gedung-gedung yang menjulang

Petani kita tumbuh bersama belukar,

Lalu kerontang

Tangan yang legam,

Tanah yang subur tak bisa merubah keadaan

Hidup petani dijerat rantai besi

Dan hasil panen mereka sisa dari kecurangan

Tuan tanah yang durhaka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline