Lihat ke Halaman Asli

Taufan S. Chandranegara

TERVERIFIKASI

Gong Semangat

Puisi | Tiga Risalah

Diperbarui: 12 Maret 2017   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana image GONG2017

Risalah Satu.

Kaca-kaca menyilaukan kulitmu jingga, menjadi kuning cemerlang seterang bias memantul. Gigimu berbaris seperti jagung manis, ketika senyum itu berkilat di mata Dewa Awan, seketika kau rampas seluruh impian menjadi milikmu. Aku ikhlas menjadi kancing bajumu sekalipun.

Aku ikhlas menjadi rahim di dalam tubuhmu. Aku ikhlas menjadi kekasih di jantungmu. Aku ikhlas menjadi asmara rembulan pagimu, bahkan sore atau malam sekalipun. Tapi, aku tak mau mencuri mangga tetangga, meski kau sedang mengidam. Janji ya… Kiss.

Para Dewa di langit bertepuk tangan meriah sekali, setelah fragmen satu babak itu tutup layar.

Jakarta, Indonesia, March 11, 2017

***

Risalah Dua.

Baru saja Gatotkaca berkabar. Bahwa matahari hanya terbit setengah hati. Tapi sulit dibuktikan siapa menutupnya. Prabu Kresna, sibuk mengarang buku tentang terjadinya semesta. Sambil lalu ia berkata “Mungkin itu Petruk sedang kesal… Mungkin juga Gareng sedang usil menggoda Dewi Venus…”

Seseorang keturunan Pandawa, memberi risalah kepada anaknya, bahwa matahari punya takdirnya sendiri. Tak perlu bukti. Alam memiliki siklusnya. Para Dewa tidak pernah menjawab apapun, kecuali pertanyaan Semar. Kerjakan saja, apa yang menjadi kewajibanmu, asal jangan mencuri sandal para Dewa atau numpang mandi sekalipun.

Jakarta, Indonesia, March 11, 2017

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline