Lihat ke Halaman Asli

Perhelatan

Diperbarui: 6 Juli 2015   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aroma duniawi tertoreh pada pucuk tombak perjuangan yang telah usang
sejuta caci membuncah diruang sempit pararadigma dekil.

kearifan tersingkir bersama riak gelombang kekerdilan.

Semoga penjagaan bertengger pada lelap,

sirnanya gelap akan tiba
kala titik cahaya pagimu perlahan menyapa.
Keindahan ragu semakin  jauh,
kosong ditempat penuh

celoteh burung camar digelap hari,

menantang peraduan tunggu sang pagi,

cecer embun membaur sisa gerimis terdinginkan tiupan bayu membisu
disaat itu pula harapan terjagaku kau datangkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline