Lihat ke Halaman Asli

Dokumen Monorel Belum Ditandatangani, Mendingan Nyapres Saja Pak Jokowi!

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengagumkan! Atau malah mengagetkan. Karena, dalam berita hari ini di kompas.com, pak Jokowi mengaku bahwa ada perjanjian kerjasama yang terhambat mengenai pembangunan monorel.

"Sampai sekarang PKS-nya itu belum saya tanda tangani. PKS itu perjanjian kerja sama. Kenapa belum ditandatangani? Karena kita minta syaratnya itu ketat banget. Ada tiga syarat, tapi saya enggak hafal. Kalau itu sudah diberikan, pasti akan saya tanda tangani," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (17/2/2014).

Membaca pernyataan pak Jokowi ini, membuat saya senyum – senyum sambil mengernyitkan dahi. Betapa tidak, monorel yang oleh pak Jokowi sudah dilakukan ground breaking berbulan-bulan lalu itu ternyata bahkan dokumen perjanjian kerjasamanya masih belum ditandatangani!

Yang lebih menyesakkan lagi, alasan yang dikemukan itu ada 3 hal dan tiga-tiganya beliau nggak hafal semua! Wow, it’s very shocking!!!

Apakah seperti ini pola kerja pak Jokowi yang mengumandangkan budaya blusukan sebagai ujung tombak dalam mencari tahu persoalan dan permasalahan di ibukota? Yang mana ternyata malah dokumen untuk pembangunan monorel belum ditandatangani dengan alasan yang pak Jokowi-nya sendiri pun malah nggak hafal? Bagaimana mau menjelaskan alasan-alasan tersebut bila ternyata beliau saja tidak hafal?

Lantas, klaim tentang optimisme yang selalu dikumandangkan dalam berbagai kesempatan entah itu waktu mengisi acara-acara, menjadi pembicara seminar-seminar, ataupun memberikan sambutan-sambutan tentang selesainya proyek monorel dalam 3,5 tahun, apakah akan mundur juga, atau tepat waktu?

Apakah Pak Jokowi masih optimis dengan masa depan proyek monorel yang ditargetkan oleh pak Jokowi – sesuai dengan klaimnya - akan selesai 3,5 tahun itu tidak mundur, atau malah terancam terbengkalai?

Ternyata, Pak Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta pun juga tidak transparan soal hambatan yang terkuak dalam proyak pembangunan monorel ini.Dalam artian, setelah terjadi ground breaking berbulan-bulan lalu, ternyata persoalan PKS atau Perjanjian Kerja Sama masih menjadi halangan dan hambatan yang tidak terelakkan.

Padahal, pak Jokowi selalu bilang dalam berbagai kesempatan, entah itu sewaktu masih menjadi calon gubernur maupun setelah jadi gubernur, bahwa persoalan di Jakarta tentang berbagai proyek yang tidak jalan kendalanya hanya satu: Tidak ada eksekusi!!!

Maka pak Jokowi selalu menyatakan bahwa yang paling penting itu adalah eksekusi, eksekusi, eksekusi! Action, action, action!

Ibaratnya: Dokumen tinggal tandatangan saja. Jreettt!

Lah, sekarang boleh dong, publik bertanya-tanya, kenapa persoalan dokumen untuk pembangunan monorel masih mengemuka setelah sekian lama? Setelah berganti tahun menjadi tahun 2014 ini? Bukankah persoalan “jreettt!” tanda tangan itu sudah selesai berbulan – bulan lalu? Kenapa sekarang masih harus tanda tangan juga? Kenapa masih tanda tangan lagi? Kenapa belum tanda tangan juga? Bagaimana ini pak Jokowi?

Kalau sudah demikian, apa solusinya? Gampang kok, suruh saja pak Jokowi nyapres tahun ini, dijamin masalah selesai. Pak Jokowi tidak akan ditanya-tanya lagi dan harus repot-repot mengurusi dokumen pembangunan monorel yang sudah dilakukan ground breaking berbulan-bulan lalu, tapi masalah dokumen ternyata masih menghambat.

Lebih lucunya lagi, faktor penghambatnya yang berupa 3 alasan ini pun pak Jokowi nggak hafal. Nah, dengan pak Jokowi nyapres tahun ini, masalah dokumen pembangunan monorel bukan lagi menjadi tanggung jawabnya. Itu sudah menjadi tanggung jawab Ahok sebagai pengganti pak Jokowi.

Jadi, tinggalkan jabatan Gubernur DKI Jakarta, raihlah kesempatan jadi Presiden RI tahun ini. Setelah jadi Presiden RI, bila nanti ada masalah besar berskala nasional seperti letusan gunung berapi, banjir di berbagai daerah, hingga persoalan korupsi yang semakin masif dan pemilihan para menteri di kabinet pak Jokowi yang meragukan kinerjanya, maka tinggal ditinggalkan saja jabatan Presiden RI, lalu jadilah Sekjen ASEAN.

As simple as that.

Mudah bukan solusinya?

Salam Sarkasme.

Sumber Berita:

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/17/1550354/Jokowi.Akui.Ada.Hambatan.dalam.Pembangunan.Monorel




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline