Lihat ke Halaman Asli

Kecerdasan Fadli Zon Membungkam Omong Kosong Maruarar Sirait

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya sudah membahas sesi pertama Mata Najwa yang menampilkan head to head antara Anies Baswedan dengan Mahfud MD.

Anda bisa membacanya di sini

http://politik.kompasiana.com/2014/05/29/kejujuran-mahfud-md-menghancurkan-mencla-mencle-anies-baswedan-660982.html

Selanjutnya, sesi kedua menampilkan masing-masing ketua dari partai pengusung utama capres-cawapres, yaitu Fadli Zon sebagai wakil ketua umum dari pihak partai Gerindra dengan Maruarar Sirait sebagai ketua DPP dari kubu PDI-P. Saya pribadi menduga, dari latar belakang keduanya yang memang murni politisi, berusia muda dan fanatik terhadap masing-masing capresnya, pasti akan ada perdebatan sengit bahkan cenderung jadi debat kusir yang tidak berujung.

Apalagi, ketika Najwa memulainya dengan sebuah pernyataan (bukan pertanyaan), “Kenapa harus memilih Jokowi, kenapa harus memilih Prabowo,” dengan posisi Maruarar Sirait dan Fadli Zon berdiri menghadap penonton, bukan duduk di kursi seperti di sesi pertama yang menampilkan Mahfud MD dengan Anies Baswedan.

Jadi, untuk sesi kedua ini menampilkan orasi dari masing-masing perwakilan pengurus partai pengusung yaitu Maruarar Sirait daripengusung Jokowi – Jusuf Kalla dan Fadli Zon dari pengusung Prabowo – Hatta Rajasa.

Maruarar Sirait memulai dengan “kenapa harus memilih Jokowi”. Dia mengatakan, dari segi kepribadian, Jokowi itu sederhana. Lihat apa yang dipakai oleh Jokowi, mulai dari baju, celana, sepatu, seperti itu juga yang dipakai oleh kebanyakan rakyat Indonesia, yang masih berjuang mengatasi kemiskinan yang dialami. Kepribadian Jokowi yang lain - kata Maruarar Sirait - dia begitu merakyat, menyatu dengan rakyat, dia tidak ada di depan rakyat, atau di belakang meninggalkan rakyatnya sendirian. Dia ada bersama rakyat. Pada saat banjir, dia tidak meninggalkan. Dia hadapi. Dia tahu persoalan itu tidak selesai, tapi dia tidak tinggalkan masalah itu. (Apakah benar Jokowi itu bersama rakyat sedangkan dia jelas-jelas meninggalkan rakyat Jakarta untuk berebut kekuasaan RI-1. Bukti omong kosongnya Maruarar Sirait).

Selanjutnya, Maruarar berbicara tentang ketegasan. Tentang bagaimana saat Jokowi menjadi gubernur........(waktu habis, disertai dengan tepukan penonton bergema, padahal belum berbicara apa-apa, tepukan penonton terlihat jelas di-setting. Maruarar tidak sempat melanjutkan orasinya. Omong kosong Maruarar kedua, tampak dia kebingungan dalam mengungkapkan keunggulan Jokowi dibandingkan dengan Prabowo).

Karena waktu habis buat Maruarar Sirait, giliran Fadli Zon yang berorasi. Fadli Zon berbicara “kenapa harus memilih Prabowo.” Kata Fadli Zon, Prabowo adalah sosok pemimpin yang kita butuhkan pada zaman ini. Setiap zaman membutuhkan pemimpin yang sesuai. Kita membutuhkan pemimpin yang jujur, berani, cerdas, melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Kejujuran itu – kata Fadli Zon – sangat penting. Jangan sampai kita memilih paemimpin yang dibalut oleh pencitraan, ingkar janji, dan sebagainya.(Sebuah tamparan telak dari Fadli Zon untuk Jokowi, kecerdasan Fadli Zon terlihat jelas di orasi ini).

Singkatnya, Fadli Zon menyatakan bahwa Prabowo – Hatta adalah pemimpin yang kita butuhkan saat ini. (Orasi Fadli Zon sangat pas dengan waktunya. Tidak dipotong paksa seperti orasi Maruarar Sirait, menunjukkan kecerdasan Fadli Zon dalam merangkai kata yang bernas, singkat, dan apik).

Selanjutnya, sesi debat sambil duduk dilakukan. Maruarar dan Fadli Zon sudah duduk di kursi yang disediakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline