Lihat ke Halaman Asli

Merawat Identitas Melalui Karya Seni

Diperbarui: 16 November 2018   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Bong Belung/Ket: Foto-foto merupakan dokumentasi pribadi


Melihat foto-foto hitam putih dengan gambar tengkorak manusia, membawa nuansa menyeramkan sekaligus kesedihan yang tertanam. Masing-masing foto tersebut dimasukan ke dalam kotak-kotak. Lalu, di samping kanan-kiri foto itu diapit dengan dua buah lampu merah elektrik yang diibaratkan seperti lilin. Sebanyak 191 kotak itu disusun melingkar bak sebuah monumen.

Itulah monumen karya seniman FX Harsono yang berjudul Monumen Bong Belung (Monumen Kuburan Tulang, 2011). FX Harsono kembali dengan membawa nuansa yang selalu mengupas mengenai identitas dirinya sebagai orang Tionghoa Indonesia.

Kali ini, ia hadir di Galeri Selasar Sunaryo Art & Space, Bandungdengan menggelar pameran tunggal yang berjudul “Things Happen When We Remember”.

Ket: Foto-foto merupakan dokumentasi pribadi


Karya Monumen Bong Belung disusun seperti altar sembahyang dalam tradisi tionghoa itu, diambil dari pembunuhan dan pembantaian terhadap etnis tionghoa yang terjadi di tempat kelahirannya sekitar tahun 1947-1949 akibat pergolakan politik.

Bila kita lihat secara detail karya ini, maka akan terlihat nama-nama orang yang meninggal.

Kita seperti dibawa ke sebuah kuburan peranakan tionghoa yang dipenuhi hawa-hawa dingin dengan kegetiran akibat pembantaian itu.

Identitas

FX Harsono (sumber: Tempo.co)


Nama FX Harsono sudah mulai malang melintang dalam seni rupa Indonesia sejak  keterlibatannya dalam Manifesto Desember Hitam – sebuah gerakan seniman yang beroposisi terhadap institusionalisasi seni oleh pemerintah tahun 1974.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline