Lihat ke Halaman Asli

Terima Kasih

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Gambar Ilustrasi"][/caption] Sumber Gambar Disini

Terima kasih kau telah mengajariku tentang nikmatnya patah hati, dan rasa yang sebelumnya tidak pernah aku ketahui. Rasa ingin memiliki yang begitu besar, rasa takut kehilangan, rasa kesepian jika tidak bersamamu dan rasa rasa ketakutan yang lain. Tapi kini aku sudah terlatih karena sudah merasakan rasa rasa yang aku takutkan karena semua itu sumber keegoisanku selama ini. Keegoisanku untuk memilikimu sepenuh jiwa, padahal kau adalah sebuah jiwa yang ingin bebas untuk mengikuti takdir atas jiwamu.

Terima kasih kau juga telah mengajariku tentang nikmatnya jatuh cinta, rasa kerinduan, rasa indahnya di perhatikan, dan rasa rasa lain tentang percintaan yang sebelumnya belum aku ketahui. Bisa kukatakan kau adalah orang yang pertama mengajariku akan hati yang bersemi karena benih cinta dan nikmatnya patah hati.

Tapi ternyata takdir berkehendak lain, kini jiwamu sudah tertancap kepada jiwa lain yang lebih pas memasungmu. Sebagai rumah yang tepat untuk bisa kau diami. Melewati sebuah perjalanan hidup bersama yang lebih indah.

Walau aku sudah bisa meredam rasa ini yang selalu muncul setiap saat jika aku mengingatmu, tapi terkadang kenapa bayanganmu selalu menghiasai setiap pandangan kaburku dan itu membuat aku gundah tapi hanya sesaat karena kini aku sudah mampu menjalani kehidupan kembali. Aku yakin, kau mengharapkan aku cepat cepat menemukan pasangan jiwa yang pas untuk aku diami. Aku yakin kau berharap demikian.

Aku tahu dari setiap getar hati yang kurasakan jika aku mengingatmu, kau berkata agar aku segera bangkit melanjutkan kehidupan. Aku mendengarnya di setiap angin yang berhembus yang seakan membawa semangat tersendiri dari harapanmu tentangku.

Ya,aku menerima semangat yang kau kirimkan lewat angin itu. Semangat agar aku kembali bangkit untuk melanjutkan hidup dan mencari pasangan jiwa sesuai takdirku nanti. Aku mengerti getar hati ini, suatu getaran yang menginginkan kita akan bertemu dalam suatu putaran waktu dimana kau menginginkan agar aku bisa menunjukkan pasangan jiwaku sesuai takdirku. Aku tahu dan mengerti hingga suatu hari aku bisa mengucapkan kata terima kasih kepadamu disaat kita bertemu dalam alur waktu yang tiada terduga.

Comal, 06 Mei 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline