Lihat ke Halaman Asli

Bijaksana Menggunakan Media Sosial 'Twitter'

Diperbarui: 12 Oktober 2015   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Internet yang merupakan singkatan dari interconnection-networking adalah jaringan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan sistem global Transmission Control Protocol/Intenet Protocol Suite (TCP/IP) yang digunakan sebagai protocol pertukaran paket sebagai bentuk pelayanan kepada seluruh penggunanya yang berjumlah miliaran di dunia. Cara menghubungakan rangkainan dengan menggunakan kaidah ini dinamakan dengan internetworking (antarjaringan).

Pada mulanya internet sudah dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui suatu proyek ARPA yang disebut ARPANET. ARPANET adalah singakatan dari Advanced Research Project Agency Network, dimana mereka akan menjelaskan bagaimana suatu hardware dan software komputer dengan basis UNIX bisa menghubungkan komunikasi dengan jarak yang tidak terhingga melalui saluran telpon.

Proyek ARPA merancang bentuk dari suatu jaringan, yang menjadi keunggulannya adalah seberapa besar informasi tersebut dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang telah mereka tentukan seakan menjadi sebuah cikal bakal pembangunan protokol baru yang dikenal sebagai TCP/IP. Awalnya proyek tersebut dibangun hanya untuk keperluan militer. Pada saat itu ARPANET dibuat sebagai suatu sistem jaringan komputer yang dapat tersebar dengan menghubungkan komputer yang berada pada daerah-daerah pusat untuk mengatasi berbagai masalah apabila terjadi berbagai serangan.

Dari sejarah perkembangan internet tersebut munculah bentuk-bentuk jejaring media sosial. Media sosial merupakan bentuk komunikasi yang berbasis New-Media. Manusia pada hakekatnya hidup berkelompok dan tidak akan lepas dari interaksi sosial, itu dikarenakan manusia ingin memenuhi kebutuhannya yang sesuai dengan apa yang mereka sukai dan inginkan. Manusia cenderung hidup berkelompok dan sesuai kebebasannya, sehingga interaksi satu dengan yang lain akan mudah diterima sehingga dalam mencapai tujuannya akan lebih mudah.

Interaksi tersebut memiliki kendala, yaitu jarak dan waktu. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi semua bentuk komunikasi baik tatap muka dan langsung semakin mudah. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) seperti diberitakan Viva.co.id, telah merilis pengguna internet selama pada 2014. Ada penetrasi pengguna internet sebesar 34,9 persen. Artinya pengguna internet mencapai 88,1 juta orang dari keseluruhan warga Indonesia.

Berdasarkan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah seluruh warga Indonesia tahun 2014 adalah 252 juta jiwa. Menurut ketua umum APJII Semuel Abrijani Pengerapan di kantornya, pada hari Kamis, 26 Maret 2015 mengatakan “ tercatat ada 87,4 persen nitizen menggunakan internet untuk jejaring sosial. Kemudian disusul oleh mencari info atau browsing 68,7 persen, dan instant messaging 59,9 persen.

Media sosial yang menjadi pembahasan saya adalah Twitter. Jejaring sosial ini didirikan oleh Evan Williams, Jack Dorsey, Christoper “Biz” Stone, dan Noah Glass, pada tahun 2006. Jejaring sosial berbasis Microblog itu lahir setelah Odeo, startup (perusahaan rintisan) yang dibangun oleh Glass dan Williams pada tahun 2005, mengalami kegagalan. Odeo fokus pada layanan podcasting. Kedua pendirinya mundur dari bisnis tersebut setelah iTunes Store milik Apple muncul dengan layanan serupa. Glass dan Williams menyusun rencana dengan Jack Dorsey, yang saat itu tengah mengembangkan sebuah layanan Messaging yang lebih menarik.

Akhirnya mereka bertiga bersama Bis Stone membangun sebuah Startup baru bernama Obvious Corp. Melalui Obvious Corp, mereka mengembangkan beberapa aplikasi termasuk aplikasi messaging dengan kode nama “Twttr”. Mereka menambahkan dua huruf vocal ke dalam kode nama aplikasi itu, menjadi Twitter, dan dirilis pada tahun 2006.

Twitter sudah memiliki pengguna lebih dari 300 juta akun yang dilansir oleh NYTimes.com pada tahun 2013. Twitter seringkali menjadi tempat sharing penggunanya. Tentu saja ada sisi positif dan negatifnya. Dari segi positifnya,menambah relasi dengan banyak orang, bisa menjadi sarana bisnis atau menambah wawasan. Sedangkan sisi negatiafnya, rawan konflik, penipuan, dan anti sosial karena menganggap media sosial tersebut sebagai tempat untuk melampiaskan segala masalah.

Twitter memberikan bentuk interaksi yang berbeda-beda pada penggunanya tergantung kebutuhan pada saat itu. Interaksi simbolik didasarkan pada ide- ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri, dan hubungannya dengan masyarakat. Karena ide ini dapat diinterpretasikan secara luas (West dan Turner, 2008: 98). Banyak masyarakat berasumsi bahwa media sosial itu menjadi kebutuhan yang tidak mungkin terlewatkan, sehingga media sosial menjadi sangat penting. Twitter sudah sangat mudah digunakan berbagai macam kalangan dan tidak dapat di saring penggunaannya.

Sehingga generasi sekarang akan sulit untuk menerima dan melakukan bentuk sosial yang seharusnya tidak boleh lepas bahkan hilang. Twitter merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal, tetapi bentuk komunikasi tersebut tidak efektif karena pelaku komunikasi tidak bertemu secara tatap muka, sehingga sering terjadi kesalahan berinteraksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline