Lihat ke Halaman Asli

Kebohongan Ibu

Diperbarui: 3 Januari 2018   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Brilio.net

Tulisan ini,  kutujukan untuk seluruh ibu yang pernah melahirkan anak-anaknya, kemudian untuk semua calon ibu, dan terakhir kutujukan untuk semua orang yang menyangi ibu.

Sebelum aku memaparkan tulisan tentang sosok ibu, perkenankanlah aku memberikan sebuah ungkapan indah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW:    

Artinya: "Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu."

Ungkapan indah diatas bukan berarti kita diperintahkan untuk senantiasa mengangkat kaki ibu lalu melihat surga yang berada dikakinya. Bukan, bukan itu maksudnya tidak ada taman surga di kakinya. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa ibu merupakan sosok yang sangat mulia dimata anak-anaknya. Tentu sebagai anak kita diperintahkan untuk selalu taat dan patuh kepadanya. Pertanyaannya, kenapa ungkapan indah itu ditujukan kepada ibu, dan bukan kepada ayah, kakek, nenek, atau mungkin anggota keluarga yang lain?

Tulisan dibawah ini tidak berusaha untuk menjawab pertanyaan diatas, namun hanya memaparkan sisi lain dari seorang ibu (khusunya ibu penulis) ketika sedang berusaha menghadapi anaknya. Yang menarik, kadang seorang ibu berkorban dan membahagiakan anaknya dengan "kebohongan." Adapun beberapa kebohongan seorang ibu yang kualami ialah:

  • Bohong Saat Membelikan Baju Baru

Ketika berusia belia, aku mengeluh pada ibu,

"Ibu, aku pingin punya baru baju baru bergambar Batman kaya temen-temen."

Ibuku hanya tersenyum, lalu hanya menjawab:

"Iya nak, suatu saat akan ibu belikan, kasih ibu waktu untuk nabung dulu ya?"

Tak lama kemudian selang beberapa minggu ibu memberikanku sebuah baju Batman. Aku sangat senang punya baju baru bergambar kelelawar hitam, padahal aku yakin ibuku tidak punya uang saat itu, tapi demi senyum dan bahagia anaknya, beliau rela menyisihkan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan pribadinya, beliau alihkan untuk membelikanku baju baru. Dengan polos aku bertanya:

"Ibu enggak mau beli baju kaya aku?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline