Lihat ke Halaman Asli

Yakob Godlif Malatuny

verba volant scripta manent

Gubernur Baru, Berani Lawan Kemiskinan dan Harus Ada Perubahan

Diperbarui: 9 Agustus 2018   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

AJANG pesta demokrasi yang digelar pada tanggal 27 Juni 2018 di Maluku telah usai secara aman dan damai. Hasil hitung cepat Konsultan Citra Indonesia (KCI) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network menempatkan Paslon dengan jargon "BAILEO" keluar sebagai pemenang, dengan basis hampir di delapan dari 11 Kabupaten/Kota, di Maluku.

Dari data yang masuk mencapai 93,33 persen paslon BAILEO berhasil memperoleh persentase jumlah suara tertinggi, dan diprediksi melewati 10 persen dibanding dua kompetitornya. Hasil hitung cepat ini mencatat "BAILEO" unggul dengan jumlah suara 40,36 persen "SANTUN" 31,58 persen dan "HEBAT" 28,06 persen.

Hitung cepat ini memiliki margin error plus minus 1 persen. Hasil quick count dengan sampling error di bawah 1 persen dan dipastikan hasilnya akan sangat mendekati data resmi KPUD Provinsi Maluku nanti.

Pasangan calon Murad Ismail-Barnabas Orno dengan jargon "BAILEO" sudah pasti menang atas dua kompetitornya, Said Assagaf-Andreas Rentanubun "SANTUN" dan Herman Koedoeboen-Abdullah Vanath "HEBAT".

Di satu sisi, euforia kemenangan datang dari pendukung BAILEO terlihat di jalan, rumah-rumah kopi, beberapa sudut kota Ambon (mungkin juga di tempat lain) bahkan berselancar di dunia maya, namun di sisi lain bagi warga yang memilih paslon HEBAT atau SANTUN yang kalah dalam kompetisi ini tak boleh patah hati dan tenggelam dalam kesedihan yang mendalam.

Kata Karim Suryadi (Pakar Komunikasi Politik) takdir menggariskan setiap pemimpin ada waktunya, setiap waktu ada pemimpinnya. Sebagai warga yang baik dan cerdas (smart and good citizen) mesti legowo menyambut kedatangan gubernur baru yang akan mengubah wajah baru Maluku selama lima tahun ke depan.

Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Bapak Murad Ismail-Barnabas Orno yang terhormat dan mulia akan duduk di singgasana, suatu tempat yang terhormat dan mulia karena warga telah melimpahkan kekuasaan kepada mereka. Tetapi jangan lupa pergilah juga ke gubuk-gubuk warga miskin. Di sana bersemayam keterbelakangan dan kegelisahan yang membahana.

Warga Menanti Perubahan

Sungguh dinantikan tampilan sosok pemimpin Maluku baru yang mampu menghadirkan perbaikan, membangun keterbelakangan, dan mengentaskan kemiskinan, sehingga tak ada warga yang bersusah payah menghadapi beragam problematik yang melilit kehidupan mereka dan hanya beralas kesabaran semata.

Perlu diingat bahwa warga tak hanya ingin melihat simbol-simbol Maluku hadir saat perayaan besar maupun upacara adat istiadat, namun juga ingin menyaksikan "kebesaran" Maluku hadir saat warga dililit persoalan kemiskinan.

Kalimat "berani lawan kemiskinan dan harus ada perubahan" yang diucapkan gubernur terpilih dan terdengar oleh telinga warga selama musim kampanye berlangsung perlu diwujudnyatakan. Sebab, data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2010 hingga 2012, disebutkan Maluku masuk urutan ketiga secara nasional penduduk miskin yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline